Review Sekiro: Shadow Die Twice, Bikin Frustasi Namun Memuaskan - Sijunjung Xcoder

Review Sekiro: Shadow Die Twice, Bikin Frustasi Namun Memuaskan

Review Sekiro: Shadow Die Twice, Bikin Frustasi Namun Memuaskan - Hallo sahabat Sijunjung Xcoder, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Review Sekiro: Shadow Die Twice, Bikin Frustasi Namun Memuaskan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Sekiro: Shadow Die Twice, Bikin Frustasi Namun Memuaskan
link : Review Sekiro: Shadow Die Twice, Bikin Frustasi Namun Memuaskan

Baca juga


Review Sekiro: Shadow Die Twice, Bikin Frustasi Namun Memuaskan

Saat Bloodborne mengutak-atik dinamika pertempuran Dark Soul untuk memperkuat serangan, Sekiro merombak ulang aturan tersebut. Blok bangunan tempurnya sudah tak asing lagi, tetapi ini hanya berfungsi untuk memikat para veteran Soulsborne ke dalam ketakutan.

Pertempuran Sekiro sangat memukau, mengharuskan kamu untuk mempelajari lawan, menemukan momen yang tepat untuk menyerang, dan melakukan serangan sepersekian detik, yang jika dilakukan dengan benar, akan menyelesaikan pertempuran dengan cepat. Atau jika dilakukan dengan salah akan membuatmu berakhir dengan cepat pula.

Game ini mungkin terlihat mirip dengan game sebelumnya buatan From Software, tetapi Sekiro memberikan tugas lebih jauh dari yang pernah dihadirkan oleh Dark Souls dan Bloodborne.

Selama bertahun-tahun, penggemar From Software telah terbiasa dengan cara bermain game Soulsborne; kami mengenali skenario dan mengagumi triknya, kami dapat mengidentifikasi strategi yang layak lebih cepat, dan karena skill dapat ditransfer, kami dapat menjalankan strategi ini dengan percaya diri. Tapi Sekiro menantang kemampuanmu.

Game ini menguji kamu untuk mencoba dan kemudian menunjukkan kepadamu seberapa kecil kemampuanmu sebenarnya. Sekiro menegaskan bahwa From Software tidak kehilangan ciri khasnya; bahwa game-gamenya dapat membuatmu merasa lemah dan takut dengan seperti yang dialami orang lain. Game ini menghadirkan gameplay yang menggetarkan hati, menguras keringat, dan mendebarkan yang menanamkan ketegangan yang belum pernah saya rasakan sejak pertama kali bermain Demon's Souls.

Para pemain Dark Soul sebagian besar bersembunyi di balik perisai dan mengadopsi pendekatan tabrak lari untuk bertempur, dan Bloodborne yang berfokus pada dinamika menyerang. Demikian pula inti dari pertempuran Sekiro yang berasal dari Dark Souls.

Kesiapan digunakan untuk mengatur seberapa tahan pemain terhadap serangan yang membingungkan atau serangan stun. Sekiro mengolahnya menjadi atribut defensif yang disebut Posture dan menggunakannya untuk mendukung serangannya.

Serangan yang dibuat pada Posture dan pada akhirnya akan menerobos pertahanan, membuat musuh terbuka terhadap pukulan mematikan atau darah mereka terkena langsung, yang pada gilirannya membuat Posture mereka lebih lambat untuk pulih.

Namun, ini adalah cara yang sangat melelahkan untuk melemahkan musuh, dan musuh akan sering menyerang balik dengan memberikan damage besar. Sebaliknya, cara bermain game ini adalah dengan menangkis serangan, sesaat sebelum mengenaimu, yang menurunkan Posture musuh jauh lebih cepat.

Untuk musuh level rendah, hanya perlu beberapa pertarungan untuk menemukan ritme yang pas, tetapi karena semakin banyak musuh yang muncul, itu menjadi jauh lebih sulit. Masing-masing memiliki berbagai serangan yang memiliki waktu menyerang dan jeda spesifik, sehingga menghabiskan waktumu untuk mempelajari bagaimana mereka semua berperilaku dan bagaimana kamu harus bereaksi yang merupakan hal sangat penting.

Secara tematis, gaya bertarung ini juga sejalan dengan materi pokok permainan yang sangat saya hargai. Pertempurannya terukur dalam gerakan bolak-balik, yang hasilnya diputuskan melalui serangan mematikan - cepat dan tepat, sebagaimana seperti pertandingan antara dua ksatria pedang sungguhan.

Namun, ujian sesungguhnya adalah ketika kamu dihadapkan dengan musuh bos Sekiro. Menyebut pertemuan dengan boss sebagai hal "menantang" merupaka kesan yang meremehkan. Serangan musuh yang satu ini sangat mematikan, sampai-sampai satu pukulan saja sudah cukup untuk membunuhmu.

Gerakannya tidak menentu dan beragam, dan untuk sebagian dari mereka, menangkis bukanlah pilihanan yang bagus. Kadang-kadang simbol kanji merah akan muncul sebentar untuk menandakan serangan yang tidak bisa diblokir sedang dilakukan, dan dalam situasi ini pilihannya adalah melompat, menghindar ke samping, atau berlari cukup cepat. Ini adalah kedua kalinya kamu perlu mengidentifikasi serangan dan bertindak sesuai aturan untuk menyelamatkan diri.

Serangan maut yang dilakukan pada mereka sebelum jatuh, akan mengakhiri pertarungan. Semakin lama kamu menghabiskan waktu dalam pertempuran, semakin menguji mentalmu. Kamu seringkali akan mengalami stres karena menyerang berulang kali dan hanya satu serangan saja dari musuh cukup untuk menumbangkanmu.

Sebagai akibatnya, pertarungan bos ini dirancang untuk memaksamu untuk terlibat dengan musuh, untuk berperang dengan mereka dan berharap bahwa kamu sudah mendapatkan yang sepantasnya.

Pada saat ini mungkin kemu merasa frustrasi tak tertahankan seakan-akan ingin membenturkan kepalamu saat menghadapi tantangan, tetapi rasa frustrasi itu tidak setara dengan kegembiraan saat berhasil mengalahkan musuh yang susah. Setelah hampir setiap pertempuran bos yang saya selesaikan, saya begitu kuwalahan sehingga saya harus meletakkan kontroller dan berusaha menenangkan diri.

Kematian bukan berarti berakhir, karena Sekiro memberimu pilihan untuk menyerah dan mati lalu hidup lagi di checkpoint, atau bangkit kembali di tempat dan terus berjuang. Mekanik ini membuat permainan sedikit lebih mudah dengan membuatmu untuk memperbaiki diri sendiri dan kembali bertarung, tetapi itu butuh pengorbanan.

Setiap kematian dan setiap kebangkitan memiliki dampak pada dunia di sekitarmu. Lebih khusus lagi, ini berdampak pada karakter yang kamu temui dalam perjalanan.

Jika aku jelaskan maka akan merusak salah satu bagian paling menarik dari Sekiro, jadi saya tidak akan melakukan itu - dan juga, pada titik ini saya tidak sepenuhnya yakin apa akibat dan konsekuensinya, seperti aturan misterius dalam game ini. Namun, fakta bahwa kematian memiliki lebih dari membuat kamu kehilangan pengalaman dan uang merupakan hal yang sangat menarik.

Dalam pertempuran, karaktermu, Wolf, memiliki banyak trik. Dia dilengkapi dengan lengan palsu yang cocok untuk digunakan pada sub-senjata yang dipasangkan padanya, dan senjata tersebut sangat penting dalam pertempuran.

Ada kapak yang meski lambat diayunkan, dapat menembus perisai; tombak yang memungkinkanmu bisa menyerang dari jarak jauh, dan dapat digunakan untuk menarik musuh yang lebih lemah ke arahmu atau melucuti armor; petasan yang dapat menarik menstun musuh; atau penyembur api yang dapat menyebabkan luka bakar.

Menggunakan alat ini akan memakan biaya, karena benda-benda tersebut mengkonsumsi Spirit Token. Spirit Token tersebar di seluruh dunia dan dapat dibeli dengan menggunakan Sen, mata uang dalam game yang didapatkan setelah membunuh musuh, tetapi kamu hanya dapat menyimpannya dalam jumlah yang terbatas saat berada di lapangan.

Keterbatasan ini memperkuat gagasan bahwa uang harus digunakan sebagai bagian dari strategi alih-alih diandalkan sebagai cara utama untuk mengalahkan musuh. Menggunakannya secara tidak perlu bisa membuatmu kesulitan saat kamu membutuhkannya. Sumber daya seperti kepingan, bubuk mesiu, dan lilin dapat ditemukan untuk meningkatkan persenjataanmu dan membuka cara baru untuk menggunakannya.

Kemampuan shinobi milik Wolf sendiri juga dapat dikembangkan dengan mengeluarkan poin pengalaman yang didapat dari membunuh musuh. Tidak seperti judul game From Software sebelumnya, tidak ada serangkaian persenjataan baru yang mantap; katana adalah senjata andalanmu, tetapi Seni Tempur baru menyempurnakan cara menggunakan pedang, dan mereka memiliki peran yang lebih aktif dalam pertempuran.

Whirlwind Slash, misalnya, membuatmu bisa mengontrol ruang, sementara Ichimonji adalah serangan atas yang berat yang memiliki putaran yang panjang tetapi menghasilkan kerusakan postur yang besar. Sekali lagi, mereka dirancang sebagai pertimbangan strategis tambahan. Hanya satu di antaranya yang dapat dipakai, jadi ini memaksamu untuk berpikir tentang apa yang kamu gunakan dalam pertempuran dan secara cerdas memanfaatkannya.

Sementara Shinobi Arts, membuatmu bisa mengakses skill seperti menangkis di udara, melompati musuh untuk memberikan tusukan belakang, dan penangkal khusus untuk jurus spesial mematikan yang kadang-kadang dikeluarkan musuh.

Berbagai upgrade ini tidak cukup banyak untuk mendukung gaya permainan yang berbeda, tetapi mereka menawarkan cukup ruang dalam menyediakan peralatan yang menguntungkan dan mengembangkan efektivitasnya.

Wolf juga memiliki serangkaian Innate Abilities, beberapa di antaranya digunakan di luar pertempuran. Di sinilah Sekiro benar-benar membedakan dirinya dari judul-judul game From Software sebelumnya dengan mengungkapkan dirinya sebagai game aksi stealth- yang dengan bangga mengatasnamakan dirinya sebagai penerus seri Tenchu.

Sebagian besar daerah memiliki kehadiran musuh yang banyak sehingga mereka berkumpul melawanmu. Terlibat dalam pertempuran terbuka akan menarik perhatian musuh atas kehadiranmu, jadi strategi yang cerdas adalah menipiskan perlawanan dengan secara sistematis menarget salah satu dari mereka.

Dalam game From Software sebelumnya, ini akan melibatkan proses kiting yang aneh di mana kamu mendekat ke satu musuh dan menggunakan item atau menggunakan serangan jarak jauh untuk memikatnya ke zona yang lebih aman untuk melakukan pertempuran. Namun, Sekiro memiliki mekanik untuk mendukung stealth lebih langsung.

Kamu dapat menggunakan pengait untuk naik ke atap rumah dan mencari lokasi, mengingat lokasi musuh dan memperhatikan pola patroli mereka. Kamu bisa menyelinap di sekitar bangunan, terjun ke lokasi untuk mengintip di sudut-sudut.

Kamu dapat melompati dinding dan menggantung di tepian untuk memposisikan diri, melompat ke sebuah poin untuk membenamkan katana ke musuh di bawah, atau meluncur di bawah bangunan tinggi dan bersembunyi di rumput, merayap menuju korban yang tidak sadar akan kedatanganmu.

Innate Abilities seperti Suppress Presence akan membuat langkah kaki lebih tenang, sementara benda pecahan keramik dapat dilemparkan untuk mengecoh musuh dan memanfaatkan manipulasi gerakan. Memanfaatkan secara efektif dengan stealth dapat membuatmu bisa menghindari pertemuan pertempuran standar yang seharusnya, jadi sebaiknya kamu melakukannya dengan lambat dan stabil.

Namun, perilaku musuh tidak pasti. Kadang-kadang mereka akan tidak menyadari kedatanganmu, dan terkadang mereka menjadi sangat cerdas dan mampu melacak gerakanmu dengan sempurna selama bersembunyi, bahkan ketika kamu berada di balik dinding atau bersembunyi di atap. Mereka tidak terlalu canggih, tetapi kemmapuan mematikan mereka tidak bisa dianggap enteng.

“Tidak adanya kenyamanan stealth modern berarti kamu menempatkan pengawasan yang lebih besar pada lingkungan sekitarmu, dan kamu akan melihat betapa seriusnya ini dibuat.

Ada kesederhanaan dari mekanika stealth Sekiro yang menyegarkan. Tidak ada Mode Detektif atau indikator di layar untuk menandakan seberapa banyak keributan yang kamu buat, dan sebaliknya kamu sepenuhnya bergantung pada indera.

Tidak adanya kenyamanan genre stealth modern ini berarti kamu menempatkan pengawasan yang lebih besar pada lingkungan sekitar, dan dan kamu akan tahu betapa seriusnya ini dibuat.

Geografi dunia permainan From Software patut dipuji sebanyak-banyaknya pada lokasi yang sepertinya berbeda perlahan-lahan tampak dan saling terhubung dan bagian seluruhnya yang terpadu. Kekuatan desain dunia itu hadir di Sekiro, dan fakta bahwa itu segera terlihat di dalam lokasi-lokasi yang terkandung ini menjadikan pendekatan stealth menjadi lebih memuaskan.


Bangunan ditempatkan bersama-sama untuk mendorong eksplorasi dan pengintaian, dengan atap yang berdekatan sehingga kamu dapat melompat di antaranya dan menjangkau semua sudut. Ruangannya cukup untuk melakukan aksi menggantung sehingga kamu bisa melompat dan menggunakan pengait untuk mengayun ke atas dan ke seberang untuk mendapatkan titik pandang yang lebih baik.

Jalur menyimpang dan menyambung kembali, menciptakan perasaan yang mengasyikkan untuk menjelajah ke tempat yang tidak diketahui dan kemudian muncul ke tempat lama. Cabang-cabang pohon tebal yang menjulur keluar dari sisi gunung dapat digenggam dan digunakan untuk menyelinap ke pusat daerah yang tidak terdeteksi, atau di sekitarnya.

Dalam beberapa kesempatan saya melihat sebuah kuil di kejauhan, menelusuri jalan setapak di sana, kembali ke tempat saya berdiri, dan terus berjalan untuk menemukan daerah tersembunyi.

Sekiro bertempat di Jepang, di tanah yang dikenal sebagai Ashina. Sebagai akibatnya, itu pada dasarnya lebih mendekati kenyataan daripada tempat seperti Lordran atau Yarhnam. Lokasi tetap mencolok dan berkesan.

Namun, dikelilingi oleh pegunungan bersalju yang selalu terlihat, Ashina dibangun dari kuil-kuil bobrok yang tersebar di sekitar, menampung prajurit bayaran dan biksu yang jahat, di antara musuh berbahaya lainnya. Jalur buatan manusia larut menjadi lembah berbahaya, di mana lereng gunung harus ditinggikan untuk mencapai hutan terpencil yang dipatroli oleh oger yang menggunakan tongkat klub.

Menara benteng yang kokoh di atas kota terbengkalai ditahan oleh pasukan. Patung-patung berhias memenuhi rumah bangsawan, sementara karakter-karakter yang bisa diajak bicara tinggal di ruang bawah tanah. Sekiro juga merupakan kesempatan bagi pemain untuk mempelajari supranatural dan hal menarik dari mitologi Jepang.

Penjajaran yang nyata dan yang fantastik digemakan dalam kisah Sekiro. Itu dimulai dengan hal sederhana, dmelalui shinobi yang ditugaskan untuk menyelamatkan tuannya yang diculik dan menegakkan sumpah matinya.

Tapi di dalam itu semua, ada yang lebih penting - Ashina adalah negara di ambang kehancuran, orang-orangnya dilanda stagnansi misterius, dan kamu memiliki kekuatan untuk mengubah nasibnya - tema yang familiar bagi From Software. Namun, ceritanya dengan cepat berubah dari ranah panglima perang yang didorong oleh ambisi ke salah satu garis keturunan mitos, monster iblis, dan roh dunia lain.

Sementara kisah itu tidak diragukan lagi diceritakan dengan cara yang lebih jelas daripada Dark Souls dan Bloodborne. Masih ada banyak hal yang bisa dijelajahi, dan misteri untuk dipecahkan, bahan yang sempurna untuk komunitas besar yang telah berdiri atas From Software.

Kata-kata yang diungkapkan dengan lembut dari penghuni Ashina mengisyaratkan kehancuran di masa lalu, sementara item melambangkan praktik misterius. Menceritakan tentang warna tanah di sekitar Ashina, sementara secara samar menyebutkan tokoh-tokoh misterius yang membuatmu mempertanyakan kekuatan tak terlihat yang terlibat dalam peristiwa yang berlangsung.

Cara berani Sekiro menghukumu karena salah langkah dan pengulangan percobaan jelas cocok untuk orang-orang yang temperamennya tertentu dan dengan selera permainan yang sangat spesifik.

Mereka adalah orang-orang yang rela menanggung kekalahan yang memakan waktu selama berjam-jam dan menyaksikan kegagalan mereka alami berkali-kali, hanya agar mereka dapat memiliki sensasi mengatasi tantangan yang tampaknya tidak dapat diatasi dan itu berlangsung sampai di akhir permianan.

Dalam hal itu, Sekiro jelas merupakan game From Software - tetapi tidak seperti game yang kami miliki sejauh ini. Namun, ketika semua dikatakan dan dilakukan, pertempuranlah yang telah meninggalkan bekas terdalam bagi saya, menjadi lebih baik dan lebih buruk.

Di atas Kastil Ashina aku berdiri berhadapan di depan seorang pendekar pedang. Itu bukan usaha pertamaku untuk duel; kami telah bertarung selama hampir enam jam, dan setiap kali pendekar pedang itu dengan kejam menebasku. Aku menjadi putus asa. Aku mulai membuat keputusan buruk. Kegagalan benar-benar menimpaku. Tapi aku tetap bertahan.

Rencanaku adalah rencana yang familiar, diasah selama bertahun-tahun selama bermain Dark Souls dan Bloodborne secara berulang: mengamati, menghindar, menunggu serangan lambat, dan memanfaatkan celah untuk menyerang - itu tidak pernah gagal.

Dia mengayunkan pedangnya dan aku berada di luar jangkauan. Jeda seranganyan lambat jadi itu adalah kesempatan sempurna untuk mendaratkan pukulan - aku sudah melakukannya ratusan kali pada saat itu. Kecuali, untuk kali ini berbeda.

Ketika aku menyerang, dia dengan cepat melakukan serangan lain dengan menembakkan panah, kemudian berpindah ke belakang untuk mendekat dan memberikan pukulan yang menyakitkan. Saya kehilangan kesabaran dan akhirnya tertegun.

Saya bangkit dari tanah dan bergegas menuju ke arahnya. Dia mulai menggencarkan serangan dan, setelah enam jam mempelajari gayanya dan mengingatnya, saya baru saja mulai menagkisnya menggunakan insting. Setiap ayunannya dan setiap panah yang dia tembakkan bertabrakan dengan pedangku secara tepat.

Setiap serangan yang tidak bisa dihadang yang dia lontarkan ke arahku aku hindar atau lompati dengan baik. Aku menyaksikan Posturenya terkuras, semakin dekat ke titik hancur, dan pada saat yang sama aku merasakan napasku menjadi lebih cepat, jempolku mulai bergetar.

Saya mendekatinya dan memberikan pukulan maut, mundur, dan melakukannya lagi, sampai yang ketiga kalinya. Pada saat terakhir itu ketika aku menusuknya dengan katana-ku, aku benar-benar diliputi oleh emosi. Setelah enam jam kegagalan yang melelahkan, pertempuran yang menang hanya berlangsung enam menit. Saya sampai menangis, dan saya akan mengulanginya lagi.

Sekiro merupakan buatan From Software dengan Gameplay yang unik dengan aksi stealth untuk menghadirkan pengalaman sulit namun memuaskan. Pada saat review ini disebarkan saya belum menyelesaikan Sekiro.

Padahal saya telah menghabisnkan lebih dari 30 jam, masih ada beberapa lokasi lagi yang perlu saya jelajahi dan bos yang perlu saya kalahkan sebelum kredit muncul, dan saya senang melakukannya. Review ini akan dilanjutkan dalam beberapa hari mendatang.

Referensi:



Demikianlah Artikel Review Sekiro: Shadow Die Twice, Bikin Frustasi Namun Memuaskan

Sekianlah artikel Review Sekiro: Shadow Die Twice, Bikin Frustasi Namun Memuaskan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Review Sekiro: Shadow Die Twice, Bikin Frustasi Namun Memuaskan dengan alamat link https://sijunjung-xcoder.blogspot.com/2019/03/review-sekiro-shadow-die-twice-bikin.html

Jangan lupa bagikan artikel ini ya!

Berikan pendapatmu tentang artikel ini
Notification
Ini adalah popup notifikasi.
Done