Apa itu UI dalam Android, Aplikasi Android dan Manajemen Memori Android? - Hallo sahabat Sijunjung Xcoder, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Apa itu UI dalam Android, Aplikasi Android dan Manajemen Memori Android?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Android,
Artikel Teknologi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Apa itu UI dalam Android, Aplikasi Android dan Manajemen Memori Android?
link : Apa itu UI dalam Android, Aplikasi Android dan Manajemen Memori Android?
Fitur Android
User Interface
User Interface (UI) default Android sebagian besar berdasarkan manipulasi langsung, menggunakan input sentuhan dengan bebas yang sesuai dengan kehidupan nyata, seperti menggeser, mengetuk, memperkecil dan memperbesar untuk memanipulasi objek layar, bersama dengan keyboard virtual.
Kontroler game dan keyboard fisik berukuran penuh didukung melalui Bluetooth atau USB. Reaksi ke input pengguna didesain secara cepat dan menyediakan interface sentuhan cair, sering menggunakan kemampuan getar dari perangkat untuk menyediakan timbal balik haptic ke pengguna.
Hardware internal, seperti akselerometer, giroskop dan sensor kedekatan digunakan oleh sebagian aplikasi untuk merespon tindakan pengguna, contohnya mengatur layar dari potret ke lanskap tergantung bagaimana perangkat tersebut diatur, atau membuat pengguna menyetir kendaraan dalam game balapan mobil dengan memutar perangkat, mensimulasikan kontrol alat kemudi.
Perangkat Android melakukan boot ke layar depan, navigasi utama dan “pusat” informasi pada perangkat Android, sejalan dengan desktop yang ditemukan pada komputer pribadi. Layar depan Android biasanya berisi ikon aplikasi dan widget, ikon aplikasi meluncurkan aplikasi terkait, sedangkan widget menampilkan secara langsung konten yang diupdate secara otomatis.
Seperti ramalan cuaca, kotak masuk email pengguna, atau daftar berita langsung ke layar depan. Layar depan dapat terdiri dari beberapa halaman, dimana pengguna dapat menggeser maju dan mundur.
Aplikasi pihak ketiga tersedia di Google Play dan toko aplikasi lain dapat secara luas menata layar depan, dan bahkan meniru tampilan sistem operasi lain, seperti Windows Phone. Kebanyakan produsen mengkustomisasi tampilan dan fitur dari perangkat Android untuk membedakannya dari pesaing.
Di sepanjang bagian atas layar ada bilah status, yang menunjukkan informasi tentang perangkat dan konktivitasnya. Status ini bisa “ditarik” ke bawah untuk membuka layar notifikasi dimana ada aplikasi yang menampilkan informasi penting atau update.
Notifikasi adalah “informasi singkat, tepat waktu, dan relevan tentang aplikasi Anda saat tidak digunakan”, dan saat ditekan, pengguna akan langsung diarahkan masuk ke aplikasi terkait notifikasi tersebut. Dimulai dengan Android 4.1 “Jelly Bean”, “notifikasi yang bisa diperluas” membuat pengguna untuk menekan ikon di notifikasi untuk memperluasnya dan menampilkan lebih banyak informasi dan masuk langsung ke aplkasi tersebut.
Layar daftar aplikasi terdiri atas semua aplikasi yang diinstal, dengan kemampuan bagi pengguna untuk memindahkan aplikasi dari daftar ke layar depan. Layar saat ini membuat pengguna bisa menggantinya dengan aplikasi yang sering digunakan.
Aplikasi Android
Aplikasi (Apps) yang memeprluas fungsi perangkat, dibuat menggunakan Android Software Development kit (SDK) dan, seringkali menggunakan bahasa pemrograman Java. Java bisa digabungkan dengan C/C++, bersama dengan pilihan runtime non default yang memiliki dukungan C++ yang lebih baik.
Bahasa pemrograman Go juga didukung, meskipun dengan pengaturan Application Programming Interface (API) yang terbatas. Pada Mei 2017, Google mengumumkan dukungan untuk pengembangan aplikasi Android dalam bahasa pemrograman Kotlin.
SDK meliputi pengaturan luas dari alat pengembanagn, seperti debugger, pustaka software, emulator handset berbasis QEMU, dukumentasi, kode sampel, dan tutorial. Awalnya, Google mendukung Integrated Development Environment (IDE) yaitu Esclipse menggunakan plugin Android Development Tool (ADT). Pada Desember 2014, Google merilis Android Studio, berbasis IntelliJ IDEA, sebagai IDE utama untuk pengembangan aplikasi Android.
Alat pengembangan lain juga tersedia, seperti Native Development Kit (NDK) untuk aplikasi atau perluasan dalam C atau C++, Google App Inventor, lingkungan visual untuk progamer pemula, dan berbagai platform kerangka aplikasi web. Pada Januari 2014, Google mengungkap kerangka berbasis Android untuk memindahkan aplikasi web Chrome HTML 5 ke Android, dibungkus dalam wadah aplikasi asli.
Android telah menumbuhkan aplikasi pihak ketiga yang terpilih, yang bisa didapatkan pengguna dngan mendownloa dan mengistal file APK (Android Application Package), atau mendownloadnya menggunakan program app store yang membuat pengguna bisa mengistal, mengupdate, dan menghilangkan aplikasi dari perangkatnya.
Google Play Store adalah aplikasi utama yang diinstal di perangkat Android yang patuh dengan persyaratan kecocokan dan lisensi software perangkat ponsel Google. Google Play Store membuta pengguna bisa menelusuri, mendownload, dan mengupdate aplikasi yang disebarkan oleh pengembang Google dan pihak ketiga. Pada Juli 2013, ada lebih dari satu juta aplikasi yang tersedia untuk Android di Playstore.
Pada Juli 2013, 50 juta aplikasi telah diinstal. Sebagian operator menawarkan biaya operator langsung untuk pembelian aplikasi Google Play, dimana biaya aplikasi ditambahkan ke biaya bulanan pengguna. Pada Mei 2017, ada lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan untuk Gmail, Android, Chrome, Google Play dan Google Map.
Dikarenakan sifat terbuka Android, sejumlah aplikasi pihak ketiga juga ada untuk Android, baik untuk menyediakan pengganti untuk perangkat yang tidak diizinkan ditampilkan di Google Playstore maupun menyediakan aplikasi yang tidak bisa ditawarkan di Google Playstore karena melanggar kebijakan, atau alasan lain.
Contoh toko pihak ketiga ini adalah Amazon Appstore, GetJar, dan SlideMe. F-Droid, pasar aplikasi lain, hanya bertujuan untuk menyediakan aplikasi yang didistribusikan dibawah lisensi gratis dan open source.
Manajemen Memori Android
Karena perangkat Android biasanya mendapakan daya dari baterai, Android didesain untuk mengatur proses untuk menjaga konsumsi daya tetap minim. Saat sebuah aplikasi tidak digunakan sistem akan menunda operasinya agar daya tersedia saat digunakan daripada ditutup, hal tersebut tidak menggunakan daya baterai atau CPU.
Android mengatur aplikasi yang disimpan di memori secara otomatis, saat memori rendah, sisitem akan mulai tidak terlihat dan secara otomatis menutup proses yang tidak aktif, dimuali dengan aplikasi yang tidak aktif dalam waktu yang lama. Lifehacker melaporkan pada tahun 2011 bahwa plikasi pembunuh tugas pihak ketiga telah melakukan hal yang berbahaya.
Anda sekarang membaca artikel Apa itu UI dalam Android, Aplikasi Android dan Manajemen Memori Android? dengan alamat link https://sijunjung-xcoder.blogspot.com/2018/08/apa-itu-ui-dalam-android-aplikasi.html
Judul : Apa itu UI dalam Android, Aplikasi Android dan Manajemen Memori Android?
link : Apa itu UI dalam Android, Aplikasi Android dan Manajemen Memori Android?
Apa itu UI dalam Android, Aplikasi Android dan Manajemen Memori Android?
User Interface
User Interface (UI) default Android sebagian besar berdasarkan manipulasi langsung, menggunakan input sentuhan dengan bebas yang sesuai dengan kehidupan nyata, seperti menggeser, mengetuk, memperkecil dan memperbesar untuk memanipulasi objek layar, bersama dengan keyboard virtual.
Kontroler game dan keyboard fisik berukuran penuh didukung melalui Bluetooth atau USB. Reaksi ke input pengguna didesain secara cepat dan menyediakan interface sentuhan cair, sering menggunakan kemampuan getar dari perangkat untuk menyediakan timbal balik haptic ke pengguna.
Hardware internal, seperti akselerometer, giroskop dan sensor kedekatan digunakan oleh sebagian aplikasi untuk merespon tindakan pengguna, contohnya mengatur layar dari potret ke lanskap tergantung bagaimana perangkat tersebut diatur, atau membuat pengguna menyetir kendaraan dalam game balapan mobil dengan memutar perangkat, mensimulasikan kontrol alat kemudi.
Perangkat Android melakukan boot ke layar depan, navigasi utama dan “pusat” informasi pada perangkat Android, sejalan dengan desktop yang ditemukan pada komputer pribadi. Layar depan Android biasanya berisi ikon aplikasi dan widget, ikon aplikasi meluncurkan aplikasi terkait, sedangkan widget menampilkan secara langsung konten yang diupdate secara otomatis.
Seperti ramalan cuaca, kotak masuk email pengguna, atau daftar berita langsung ke layar depan. Layar depan dapat terdiri dari beberapa halaman, dimana pengguna dapat menggeser maju dan mundur.
Aplikasi pihak ketiga tersedia di Google Play dan toko aplikasi lain dapat secara luas menata layar depan, dan bahkan meniru tampilan sistem operasi lain, seperti Windows Phone. Kebanyakan produsen mengkustomisasi tampilan dan fitur dari perangkat Android untuk membedakannya dari pesaing.
Di sepanjang bagian atas layar ada bilah status, yang menunjukkan informasi tentang perangkat dan konktivitasnya. Status ini bisa “ditarik” ke bawah untuk membuka layar notifikasi dimana ada aplikasi yang menampilkan informasi penting atau update.
Notifikasi adalah “informasi singkat, tepat waktu, dan relevan tentang aplikasi Anda saat tidak digunakan”, dan saat ditekan, pengguna akan langsung diarahkan masuk ke aplikasi terkait notifikasi tersebut. Dimulai dengan Android 4.1 “Jelly Bean”, “notifikasi yang bisa diperluas” membuat pengguna untuk menekan ikon di notifikasi untuk memperluasnya dan menampilkan lebih banyak informasi dan masuk langsung ke aplkasi tersebut.
Layar daftar aplikasi terdiri atas semua aplikasi yang diinstal, dengan kemampuan bagi pengguna untuk memindahkan aplikasi dari daftar ke layar depan. Layar saat ini membuat pengguna bisa menggantinya dengan aplikasi yang sering digunakan.
Aplikasi Android
Aplikasi (Apps) yang memeprluas fungsi perangkat, dibuat menggunakan Android Software Development kit (SDK) dan, seringkali menggunakan bahasa pemrograman Java. Java bisa digabungkan dengan C/C++, bersama dengan pilihan runtime non default yang memiliki dukungan C++ yang lebih baik.
Bahasa pemrograman Go juga didukung, meskipun dengan pengaturan Application Programming Interface (API) yang terbatas. Pada Mei 2017, Google mengumumkan dukungan untuk pengembangan aplikasi Android dalam bahasa pemrograman Kotlin.
SDK meliputi pengaturan luas dari alat pengembanagn, seperti debugger, pustaka software, emulator handset berbasis QEMU, dukumentasi, kode sampel, dan tutorial. Awalnya, Google mendukung Integrated Development Environment (IDE) yaitu Esclipse menggunakan plugin Android Development Tool (ADT). Pada Desember 2014, Google merilis Android Studio, berbasis IntelliJ IDEA, sebagai IDE utama untuk pengembangan aplikasi Android.
Alat pengembangan lain juga tersedia, seperti Native Development Kit (NDK) untuk aplikasi atau perluasan dalam C atau C++, Google App Inventor, lingkungan visual untuk progamer pemula, dan berbagai platform kerangka aplikasi web. Pada Januari 2014, Google mengungkap kerangka berbasis Android untuk memindahkan aplikasi web Chrome HTML 5 ke Android, dibungkus dalam wadah aplikasi asli.
Android telah menumbuhkan aplikasi pihak ketiga yang terpilih, yang bisa didapatkan pengguna dngan mendownloa dan mengistal file APK (Android Application Package), atau mendownloadnya menggunakan program app store yang membuat pengguna bisa mengistal, mengupdate, dan menghilangkan aplikasi dari perangkatnya.
Google Play Store adalah aplikasi utama yang diinstal di perangkat Android yang patuh dengan persyaratan kecocokan dan lisensi software perangkat ponsel Google. Google Play Store membuta pengguna bisa menelusuri, mendownload, dan mengupdate aplikasi yang disebarkan oleh pengembang Google dan pihak ketiga. Pada Juli 2013, ada lebih dari satu juta aplikasi yang tersedia untuk Android di Playstore.
Pada Juli 2013, 50 juta aplikasi telah diinstal. Sebagian operator menawarkan biaya operator langsung untuk pembelian aplikasi Google Play, dimana biaya aplikasi ditambahkan ke biaya bulanan pengguna. Pada Mei 2017, ada lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan untuk Gmail, Android, Chrome, Google Play dan Google Map.
Dikarenakan sifat terbuka Android, sejumlah aplikasi pihak ketiga juga ada untuk Android, baik untuk menyediakan pengganti untuk perangkat yang tidak diizinkan ditampilkan di Google Playstore maupun menyediakan aplikasi yang tidak bisa ditawarkan di Google Playstore karena melanggar kebijakan, atau alasan lain.
Contoh toko pihak ketiga ini adalah Amazon Appstore, GetJar, dan SlideMe. F-Droid, pasar aplikasi lain, hanya bertujuan untuk menyediakan aplikasi yang didistribusikan dibawah lisensi gratis dan open source.
Manajemen Memori Android
Karena perangkat Android biasanya mendapakan daya dari baterai, Android didesain untuk mengatur proses untuk menjaga konsumsi daya tetap minim. Saat sebuah aplikasi tidak digunakan sistem akan menunda operasinya agar daya tersedia saat digunakan daripada ditutup, hal tersebut tidak menggunakan daya baterai atau CPU.
Android mengatur aplikasi yang disimpan di memori secara otomatis, saat memori rendah, sisitem akan mulai tidak terlihat dan secara otomatis menutup proses yang tidak aktif, dimuali dengan aplikasi yang tidak aktif dalam waktu yang lama. Lifehacker melaporkan pada tahun 2011 bahwa plikasi pembunuh tugas pihak ketiga telah melakukan hal yang berbahaya.
Demikianlah Artikel Apa itu UI dalam Android, Aplikasi Android dan Manajemen Memori Android?
Sekianlah artikel Apa itu UI dalam Android, Aplikasi Android dan Manajemen Memori Android? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Apa itu UI dalam Android, Aplikasi Android dan Manajemen Memori Android? dengan alamat link https://sijunjung-xcoder.blogspot.com/2018/08/apa-itu-ui-dalam-android-aplikasi.html