Sijunjung Xcoder: Teknologi
Showing posts with label Teknologi. Show all posts
Showing posts with label Teknologi. Show all posts

Seperti Apakah Model Bisnis Google Stadia?

Pengumuman Google tentang Stadia adalah langkah besar menuju masa depan cloud gaming. Layanan ini memungkinkan pemain untuk melakukan streaming permainan video melalui cloud di berbagai perangkat yang berbeda. Google masih menyimpan banyak detail tentang Stadia di markasnya, dengan meninggalkan beberapa pertanyaan besar.

Mungkin yang utama di antara mereka adalah berapa biaya untuk menggunakan layanan streaming, subjek yang dapat memainkan peran utama dalam keberhasilannya. Selama GDC 2019, Google VP Phil Harrison telah diwawancarai staff GameSpot untuk mempelajari lebih banyak tentang layanan dan topik seputar harga.

Selama wawancara, kami bertanya kepada Harrison tentang model penetapan harga Stadia. Kami tidak mendapatkan terlalu banyak detail, tetapi Harrison mengungkapkan bahwa model penetapan harga untuk Sadia sudah ada - itu akan diungkapkan di kemudian hari.

Dalam sebuah wawancara dengan CEO Ubisoft Yves Guillemot, Guillemot memperkirakan Stadia akan diluncurkan dengan "banyak" model penetapan harga. "Entah kamu membayar harga penuh dan bermain; atau kamu juga bisa mendaftar, mungkin kamu akan bisa bermain satu jam atau dua jam sehari. Akan ada banyak cara," katanya.

Harrison juga berbicara tentang proses di balik memutuskan model bisnis spesifik untuk Stadia. "[Itu banyak] percakapan yang sangat mendalam dengan pengembang dan mitra penerbit kami selama berbulan-bulan, dan bertahun-tahun dalam beberapa kasus.

Banyak penelitian konsumen mendalam. Kami memiliki tim riset pengguna yang fantastis sebagai bagian inti dari tim Stadia selama dua tahun ini. Jadi, kami memiliki sudut pandang sendiri, kami kemudian menguji berbagai hipotesis dengan konsumen dan mitra penerbitan, dan kemudian mencapai hasil yang tepat. "

Selama wawancara, Harrison mengkonfirmasi bahwa Stadia tidak akan mendukung download offline. Ketika ditanya apakah Google akan mempertimbangkan untuk menambahkan opsi tersebut, Harrison mengatakan itu "secara teknis tidak mungkin." Dia lebih lanjut mengklarifikasi bahwa menambahkan unduhan offline ke Stadia "akan menjadi membahayakan visi kami."

Selama acara Google GDC keynote, perusahaan mengumumkan bahwa Stadia dijadwalkan untuk diluncurkan pada 2019 di AS, Kanada, Inggris, dan "sebagian besar" daerah di Eropa. Lebih detailnya lagi, seperti game apa saja yang akan dihadirkan ke layanan, akan terungkap di lain waktu.

Untuk saat ini, kita tahu Assassin's Creed Odyssey dan Doom Eternal telah dikonfirmasi hadir untuk layanan ini. Jika kamu melewatkan acaranya, kami telah mengumpulkan setiap berita game di Google.

Referensi:
gamespot

Menguak Lebih Dalam, Apa itu Stadia Buatan Google

Dengan layanan streaming game Stadia, kamu bisa main game next-gen lewat hape, laptop, PC, atau perangkat apapun yang kamu punya! Tapi butuh internet secepat apa?

Pagi ini, yang jadi buah bibir di dunia game adalah Stadia.

Dalam perhelatan Game Developer Conference 2019 di San Francisco, Google mengungkap Stadia, yang merupakan cloud gaming service.

Jadi, apa itu Stadia? Pada dasarnya, Stadia adalah layanan cloud gaming. Kamu bisa memainkan game secara streaming.

Dengan Stadia ini, kamu dikatakan hanya tinggal menekan tombol “Play” di akhir video YouTube. Lalu dalam lima detik saja, kamu sudah bisa memainkan game yang seharusnya memiliki spesifikasi berat di perangkat apapun yang kamu gunakan.

Kamu bahkan tidak perlu download atau melakukan instalasi. Laksana Netflix (di mana kamu tinggal memilih film, lalu filmnya diputar di perangkatmu), kamu hanya tinggal memilih game, dan kamu bisa memainkannya langsung.

Stadia juga dikatakan tidak membutuhkan perangkat khusus. Desktop?Laptop? Tablet? Smartphone? Dalam presentasi, semua perangkat ini dikatakan mungkin memainkan game melalui Stadia.

Perangkat Stadia yang diperkenalkan hanya controller yang dilengkapi dengan google assistant, itu pun tidak wajib untuk kamu gunakan.

Secepat Apa Internet yang Dibutuhkan Buat Main?
Berdasarkan presentasi Stadia, pengguna jasa cloud gaming ini tidak mutlak perlu memikirkan spesifikasi perangkat untuk main game next-gen.

Masalahnya, namanya juga streaming, secepat apa internet yang dibutuhkan buat main?

Bisa main game setingkat Assassin’s Creed Odyssey mengandalkan laptop seadanya mungkin menggoda, tapi kalau ada lag di controller atau gameplay ya mainnya tidak enak juga.

Pertanyaan ini sudah dijawab perwakilan Google ke media Kotaku. Dikatakan kalau kecepatan 25 mbps dapat menyajikan game dengan kualitas 1080p dan 60fps.

Perwakilan Google tersebut juga berharap saat Stadia rilis, mereka bisa menyajikan game dengan kualitas 4k 60 fps dengan kebutuhan bandwidth yang kira-kira sama.

Internet di rumahmu cukup gak tuh?

Rilisnya Kapan?
Menurut info yang sudah beredar, Stadia akan rilis di tahun 2019 ini, namun tanggal pastinya belum diumumkan.

Wilayah peluncuran perdana Stadia akan mencakup Amerika Serikat, Kanada, dan Britania Raya.

Duniaku.net akan memantau terus mengenai tanggal rilis dan wilayah peluncuran perdana Stadia, berhubung jasa cloud gaming ini berpotensi mengubah jagad video game di dunia.

Namun tidak mengherankan untuk saat ini, wilayah yang sudah disebutkan adalah negeri-negeri dengan koneksi internet yang cepat.

Semoga informasi di atas bisa menjawab rasa ingin tahu pembaca Duniaku.net soal apa itu Stadia.

Menarik juga ya kalau misalnya kamu habis ngeliat trailer dari game yang keren, lalu kamu bisa langsung memainkan game itu dengan klik link yang muncul di akhir.

Kami akan memantau terus perkembangan dari Stadia, terutama apakah layanan cloud gaming ini bisa mewujudkan janji-janjinya.

Referensi:

Mengintip Platform Google Stadia Yang Akan Mengubah Dunia Gaming

Perusahaan Internet Terbesar di dunia yaitu Google baru-baru ini mengeluarkan platform luar biasa. Pasalnya, Google mengungkap kehadiran Stadia, yang merupakan platform streaming game tanpa download maupun spek tinggi dan diperkirakan bisa menyaingi PS4 Pro maupun Xbox One X.

Namun, Stadia bukanlah konsol seperti kedua saingannya tersebut. Google Stadia merupakan sebuah platform streaming game yang memiliki kekuatan lebih dari 7.500 datacenter Google di seluruh dunia. Oleh karena itu, kamu bisa memainkan game high-end dengan grafis memukau sekalipun dengan menggunakan laptop biasa bahkan smartphone.

Memang sebelumnya sudah ada beberapa platform yang menawarkan layanan streaming game seperti Onlive (sekarang sudah ditutup sejak diakuisisi Sony), atau platform lokal seperti Emago dan Skyegrid. Bedanya, Google menyatakan bahwa game yang akan dimainkan lewat Stadia harus melalui proses porting terlebih dahulu, sehingga ini berarti Google Stadia memang khusus dikembangkan untuk memanfaatkan kekuatan platform tersebut.

Agar bisa memainkan game-game Stadia, Google menyatakan itu hanya semudah memencet tombol. Jadi misalnya kamu streaming gameplay di Youtube, kamu tinggal mengklik tombol Play di akhir video, maka dalam 5 detik kemudian game akan bisa kamu mainkan tanpa bersusah payah mendownload.

Google telah memperkenalkan Stadia pada pertengahan maret kemarin dalam acara Game Developer Center 2019 (GDC 2019) yang dilaksanakan di Moscone Center, San Francisco. Selain itu, mereka juga memperkenalkan kontroller spesial yang terhubung dengan layanan Stadia.

Media internet populer duniaku.net berkesempatan untuk hadir dalam acara tersebut dan merasakan bagaimana performa dari Stadia. Berikut ini ulasannya.

1. Kapan Stadia akan dirilis?
Masih belum ada tanggal resmi dari Google kapan platform Stadia ini dirilis. Namun, saat penulis mewawancarai salah satu staff Google di demo Stadia, mereka menyatakan bahwa Stadia akan segera dirilis tahun ini juga, meskipun masih terbatas untuk beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan sebagian Eropa Saja.

Belum ada kepastian juga apakah saat perilisan nanti Stadia akan langsung beroperasi secara penuh, ataukah hanya sekedar menguji seperti yang digelar Google akhir tahun lalu dengan Project Stream. Google juga masih merahasiakan berapa harga kontrollernya nanti, atau juga seperti apa model bisnis mereka nanti untuk Stadia.

2. Bisa berjalan di Chromebook dan menggunakan kontroler apa saja
Hal penting yang membuat Stadia menjadi platform “sejuta umat” adalah platform ini hampir bisa berjalan di gadget apapun. Selama acara GDC 2019, Google menggunakan Chromebook yang sebenarnya tidak layak digunakan untuk bermain game.

Contohnya adalah Chromebook bermerek Lenovo yang hanya memiliki RAM 4GB dan ruang penyimpanan SSD hanya 32 GB saja. Bisa dibayangkan jika kamu memainkan game PC sekelas Assassin’s Creed Odyssey di laptop spek kentang seperti itu?

Dengan Stadia, semuanya bisa terwujud!

Karena memang pada awalnya Stadia menjalankan game lewat browser. Jadi, PC, Laptop, maupun smartphone apa saja yang memiliki browser tentu bisa memanikannya. Tinggal melihat saja bagaimana koneksi internetnya.

Untuk kontrollernya, kamu tidak harus memiliki kontroller khusus buatan Stadia untuk memainkannya. Kontroller game PC mu saat ini pun bisa digunakan. Bahkan selama acara GDC 2019, Google menyediakan kontroller Logitech untuk memainkan platform Stadia.

Namun sayang, penulis (juga para pengunjung GDC 2019) masih belum sempat “mencicipi” kontroller asli Stadia. Kontroller tersebut masih terpajang rapi dalam kotak kaca, jadi hanya bisa dilihat saja.

3. Bagaimana Latensinya?
Salah satu hal penting yang menjadi PR bagi penyedia layanan streaming, terutama Stadia adalah masalah latensi. Lantensi adalah jeda waktu yang dibutuhkan dalam pengantaran paket data dari pengirim ke penerima. Semakin tinggi jeda waktu atau latency tersebut maka akan semakin tinggi resiko kegagalan akses. Banyak hal yang menyebabkan tinggi rendahnya latensi, mulai dari jaringan sampai kualitas gadget yang dipakai.

Saat menggunakan Stadia, penulis merasa latensi Stadia sangat rendah, bahkan hampir tidak ada. Assassin’s Creed Odyssey yang di demokan di Stadia nyaris tidak memiliki perbedaan performa dibandingkan versi konsolnya.

Gameplaynya terasa lancar, tidak ada lag sama sekali. Aksi saat kita memencet kontroller pun cukup responsif, nyaris tanpa ada jeda sedikitpun.

Kita tidak tahu apa yang ada dibalik demo Stadia GDC 2019. Barangkali, Google menyediakan internet khusus supercepat hanya untuk demo tersebut. Atau mungkin, satu laptop yang didemokan tersebut memakai satu koneksi yang terpisah. Tentu saja hasilnya suatu saat akan berbeda di masing-masing negara dengan kecepatan internet yang berbeda-beda.

Mengingat bagaimana Google memanfaatkan 7.500 datacenter untuk membangun Stadia (dan beberapa diantaranya ada di Indonesia) untuk memperkuat Stadia, kita berharap platform ini paling tidak bisa lebih stabil dibandingkan platform streaming game lainnya.

Referensi :
duniaku.net

7 Hal Penting Yang Perlu Diperhatikan Agar Laptop/PC Kuat Digunakan Bermain Game

Dalam bermain game laptop/PC kita mungkin akan sering menjumpai yang namanya lag, fps rendah, loading lama, dll yang membuat pengalaman bermain game menjadi tidak nyaman dan mengecewakan.

Semua itu disebabkan oleh banyak hal, dan salah satu penyebabnya adalah spesifikasi PC/Laptop. Spesifikasi PC atau laptop memiliki peran penting dalam menghadirkan pengalaman bermain game lebih baik dan lancar. Kali ini kita akan bahas 7 Hal Penting Yang Perlu Diperhatikan Agar Laptop/PC Kuat Digunakan Bermain Game. Simak baik-baik ya:

1. RAM
RAM dalah kepanjangan Random Access Memory. RAM berperan besar dalam menyimpan data secara sementara dan random. Semua tugas yang ada di komputer/laptop sementara disimpan dalam RAM. Data yang telah disimpan dalam RAM akan mempermudah kerja laptop. Jika ukuran RAM yang kamu miliki besar, maka game yang kamu mainkan akan semakin lancar.

Karena itulah dalam membeli laptop pastikan kamu membali yang ukuran RAM nya 4 GB keatas. Atau jika 2 GB kamu bisa membeli RAM lagi 2 GB di toko sekalian memasangnya. Saya telah membuktikan sendiri kalau RAM dalah bagian terpenting dalam game.

Dulu RAM saya hanya 2 GB dan saat digunakan untuk memainkan game berat seperti DOTA 2 akan mengalami loading yang sangat lama. Lag sedikit langsung DC sediri. Kemudian saya tambahkan RAM lagi 2 GB di toko komputer dan memasangnya sekalian. Hasilnya game yang saya mainkan loadingnya berkurang dan semakin lancar.

2.  VGA
VGA merupakan kepanjangan dari Video Graphics Array, yaitu tipe koneksi standar untuk perangkat video seperti monitor dan proyektor. Banyak orang masih belum bisa membandingkan VGA dengan GPU (Graphics Processing Unit), banyak yang menganggap Intel HD Graphics adalah VGA, hal tersebut tidaklah benar.

VGA yang dimaksud disini adalah ATI Radeon, Nvidia GeForce, Nvidia GTX, dll. Bukan Intel HD yang ada dalam laptop, Intel HD termasuk GPU yang memiliki fungsi yang mirip dengan VGA namun kemampuannya lebih rendah. Dalam gaming perangkat yang paling penting dibutuhkan adalah VGA bukan GPU.

VGA berperan penting dalam pemrosesan grafis dan membuat game menjadi lebih nyata. Semakin besar dan baik VGA nya maka grafis yang ditampilkan juga akan semakin bagus. VGA ada banyak macamnya, contohnya Nvidia GeForce atau AMD Radeon. Setiap VGA memiliki generasinya sendiri, dan semakin baru generasinya maka kualitasnya juga akan semakin baik.

VGA yang paling bagus adalah merek Nvidia, karena akan membuat laptop tidak cepat panas, dan grafis yang ditampilkan juga menakjubkan, namun harganya agak sedikit mahal. Saya sarankan untuk membeli VGA ini, sedangkan untuk yang lebih murah ada ATI Radeon buatan AMD yang tidak kalah bagus dengan harga yang lebih murah, namun akan membuat laptopmu cepat panas saat digunakan untuk main game.

VGA juga memiliki ukuran yang berbeda-beda, ada yang 1 GB, 2 GB, 4 GB bahkan 8 GB. Saya sarankan membeli laptop yang VGA nya 2 GB, karena rata-rata game PC membutuhkan VGA dengan ukuran tersebut. Emakin besar ukurannya tentunya akan membuat game yang kamu mainkan semakin lancar.

3. Processor
Processor merupakan perangkat pemrosesan yang mengatur semua aktivitas dalam komputer atau laptop. Atau bisa dibilang prosesor adalah otaknya komputer, tanpa otak komputer tidak akan bisa berpikir atau dijalankan.

Prosesor memiliki kecepatan yang beragam, ada prosesor yang memiliki kecepatan lambat seperti prosesor intel generasi pentium 4 ke bawah, sampai prosesor dengan kecepatan tinggi seperti Intel Core i5 dan i7. Setia prosesor juga memiliki kecepatan (clock speed) nya sendiri-sendiri. Biasanya game PC berat membutuhkan kecepatan prosesor 2,5 keatas.

Semakin cepat clock speed nya makan game yang kamu mainkan semakin lancar. Prosesor memiliki inti otak (core) yang juga beragam, seperti dual core, quad core, dan octacore. Prosesor memiliki pengaruh besar dalam lag tidaknya game.

Laptop yang sering lag jika digunakan untuk memainkan game biasanya memiliki kecepatan prosesor yang rendah, sedangkan laptop yang memiliki spesifikasi tinggi dengn prosesor generasi terbaru dan kecepatan clock speeen 2,5 keatas akan lancar digunakan untuk bermain GTA V sekalipun.

4. Hard Disk
Hard Disk adalah perangkat yang digunakan untuk menyimpan data di PC atau laptop. Standarnya laptop memiliki Hard Disk 500 GB sedangkan untuk laptop gaming biasanya ukuran Hard Disk nya 1 TB keatas.

Semakin besar ukuran hard disk nya maka game yang bisa kamu simpan akan semakin banyak. Seperti yang kita ketahui game PC sekarang ukurannya besar-besar. Hard Disk tidak berpengaruh dalam performa game dan lag tidaknya suatu game, namun tanpa perangkat ini kamu tidak akan bisa memainkan game, atau menyimpan data game yang sudah kamu mainkan.

5. Ukuran Layar
Untuk bisa memainkan game PC dengan baik, sebaiknya pilihlah layar ukuran standar yaitu 14 inch. Dengan ukuran layar ini, akan membuat kita lebih nyaman dlam bermain game. Selain itu, ukuran layar ini juga mendukung semua jenis game PC baik ringan maupun berat. 

6. Merk
Merk laptop memiliki pengaruh yang cukup besar dalam memainkan game. biasanya laptop dengan merek terkenal seperti Dell, Asus, Lenovo, Acer dll memiliki kualitas dan kemampuan yang baik. Setiap merek memiliki kelebihan sendiri-sendiri, contohnya seperti Dell yang memiliki desain kokoh, tahan lama dan kuat bagaikan HP Nokia jadul namun harganya mahal.

Asus yang memiliki ketahanan yang baik dan harga yang terjangkau namun spesifikasinya tidak sebaik Lenovo. Lenovo yang memiliki harga yang paling murah, spesifikasi yang tinggi namun desainnya rapuh sehingga mudah rusak. Acer yang memiliki kualitas tinggi, tahan lama namun harganya lebih tinggi dibandingkan Asus dan Lenovo.

7. Desain
Desain berpengaruh dalam ketahanan laptop yang kita gunakan. Desain yang terlalu ramping dan rapuh akan membuat laptop kita tidak tahan lama. Untuk itu pastikan laptop yang akan kamu beli atau akan kamu gunakan untuk bermain game cukup kuat.

Caranya yaitu dengan mengecek layarnya, apakah fleksibel dan mudah dibengkokkan sepeti triplek ataukah kokoh dan kuat seperti kayu jati. Desain yang rapuh biasanya terdapat dalam laptop merek Lenovo, sedangkan yang cukup kuat ada dalam merek Asus.

Dan yang paling kokoh dan kuat biasanya dimiliki dalam laptop merek Dell. Jika ingin tahan lama sayasarankan membeli laptop merek Dell dengan spesifikasi yang tinggi agar tidak lag saat digunakan untuk gaming.

Kesimpulan
Dari semua pertimbangan diatas, bisa kita lihat bahwa cukup banyak hal yang perlu diperhatikan saat akan membeli laptop gaming. Mulai dari RAM, prosesor, VGA, dll. Jika kamu masih bingung dengan penjelasan di atas, berikut ini saya buat spesfifikasi khusus menurut penulis sendiri yang bisa kamu gunakan untuk memainkan semua game PC dengan cukup lancar:
RAM: 4 GB
Prosesor: Core i5
VGA: Nvidia GeForce 2 GB
HD: 1 TB
Ukuran layar: 14 inci
Merk: Dell
Desain: Kokoh, kuat, atau cukup kuat

Nvidia VS AMD, Manakah VGA yang Terbaik?

Tanyakan kepada gamer konsol tentang persaingan abadi antara Xbox One X dan PS4 Pro. Namun, gamer PC telah memiliki permusuhannya sendiri, meskipun tanpa berita utama: Nvidia vs Amd. Meskipun kamu mungkin tidak pernah mendengar hal ini sebelumnya, banyaknya inovasi dan persaingan yang muncul dari perseteruan teknologi ini tidak pernah berakhir. 

Namun tetap saja, jika kamu tidak bersedia untuk memberikan kesetiaan pada salah satu raksasa teknologi ini, mungkin akan sulit untuk memutuskan kartu grafis apa yang terbaik yang cocok untuk kebutuhanmu. Namun jangan khawatir kita akan membahas dan mencari tahu siapa pemenang dalam pertempuran tim hijau dan tim merah atau Nvidia vs AMD.

Pada 2018, Nvidia VS AMD masih menjadi persaingan besar. Hampir dua tahun setelah perilisan Nvidia's GTX 10 series, kita baru saja akhirnya melihat Nvidia mengumumkan Turing-powered GeForce RTX 2080. Kartu grafis baru ini akan hadir di toko pada 20 September, bersama RTX 2080 Ti, dengan RTX 2070 yang akan menyusul di kemudian hari. 

Pada tim merah, AMD merilis kartu grafis AMD Vega lagi pada bulan Agustus 2017. AMD juga telah mengungkapkan GPU Nade Radeon 7nm yang baru di Computex 2018, dan sementara ini tidak akan menjadi model konsumen, mereka memberi kita sekilas dari apa yang bisa kita harapkan dari Navi.

Tidak peduli seperti apa caramu memandangnya, baik kartu grafis Nvidia maupun AMD tidak akan hilang dalam waktu dekat, jadi itulah mengapa kami membuat panduan ini - untuk menyelami dan mencari tahu persis bagaimana perbedaannya. 

Mulai dari fitur eksklusif hingga perbandingan harga dengan kinerja, bahkan hingga ke drivernya, dan kamu juga tidak bisa melupakan semua tawaran eksklusif dari kedua VGA ini. Dilansir dari techradar berikut ini beberapa perbandingan antara VGA Nvidia dengan AMD:

Harga
Siapa pun yang pernah menelusuri Reddit atau pada bagian komentar di situs web teknologi akan tahu bahwa AMD terkenal karena harganya yang terjangkau, dan Nvidia terkenal atas kinerja high-end dan harganya yang tinggi. Tapi benarkah semua itu?

Nah, ada banyak tolok ukur yang cukup meyakinkan memberitahu kita bahwa AMD Radeon RX Vega 56, yang tersedia dengan harga $400 (sekitar Rp 6.000.000) MSRP, adalah versi yang lebih baik daripada Nvidia GeForce GTX 1070 $650 (sekitar Rp 9.600.000 ). Ketika kamu mempertimbangkan efek penambangan cryptocurrency pada harga, Nvidia sebenarnya memiliki keuntungan cukup besar dari perspektif harga.

Namun, meskipun cryptocurrency tidak lagi menjadi masalah, kartu grafis baru yang diumumkan Nvidia harganya akan tetap tinggi.

Nvidia GeForce RTX 2080 Ti dipatok dengan harga $1.199  (sekitar Rp 17.745.000), yang hampir dua kali lipat harga GTX 1080 Ti generasi terakhir. Kenaikan harga ini terus berlanjut, dengan RTX 2080 seharga $799 (sekitar Rp 11.825.200) dan RTX 2070 seharga $599 (8.865.000). Saat membuka kaynote, Nvidia mengklaim bahwa mereka akan mulai dengan harga rendah, tetapi masih harus ditinjau apakah kita akan benar-benar merasakan harga yang di pasar.

Saat ini, jika kamu mencoba untuk menghemat uang, kamu lebih baik membeli kartu Nvidia generasi terakhir atau kartu seri AMD Vega atau Radeon RX 500 - karena harga antara keduanya masih cukup sebanding, seperti kekuatannya. Saat ini kamu dapat menemukan AMD RX Vega 64 seharga $599 (sekitar Rp 8.865.000), dengan harga yang sama dengan GTX 1080.

Pada akhirnya, harga yang lebih baik akan bergantung pada seberapa besar diskon yang diberikan.

Performa 
Ketika kamu mencoba merakit PC yang lebih bagus dari musuh bebuyutanmu, membeli kartu grafis bukan masalah harga melainkan kinerja. Memliki kinerja/performa terbaik dengan biaya rendah adalah faktor yang paling penting dalam mendorong penjualan GPU.

Saat ini, kami menunggu untuk mendapatkan RTX 2080 Ti dan sisa jajaran Nvidia Turing, dengan memori GDDR6 dan high-end Tensor dan RT core yang bisa meningkatkan kinerja melalui penggunaan AI. 

Dan, meskipun AMD dulu dipuji karena menjadi juara dan mendapat banyak penghargaan, Nvidia adalah pemenang yang jelas dalam hal rasio harga-kinerja pada tahun 2018. Dan sebagai bukti lebih lanjut bahwa Nvidia adalah pemenang persaingan saat ini contohnya AMD bahkan tidak menghasilkan pesaing sejati untuk GTX 1080 Ti, dan Nvidia keluar dengan RTX 2080 yang akan mengungguli jauh di depan tim merah.

Agar adil, Vega hanya tersedia untuk beberapa bulan sekarang, dan tidak ada GTX 1080 Ti yang setara dengan peluncuran Pascal. Namun, GTX 1080 menunjukkan keunggulan RX Vega 64 di bidang yang berbeda, seperti multi-rendering dan perhitungan NBody, sedangkan RX Vega 64 lebih baik dalam menyajikan detail tekstur dan bayangan kompleks.

Dengan kata lain, AMD dan Nvidia begitu dekat pada titik ini, yang mana yang lebih baik adalah masalah permainan apa yang kamu mainkan dan pada resolusi apa. Seperti yang kami laporkan pada bulan Oktober, Vega 64 adalah alat tempur yang baik untuk memainkan Forza Motorsport 7 di resolusi 1080p. Pada saat yang sama, GPU andalan Nvidia mengelola keunggulan rasio dalam 4K.

Tren ini terus berlanjut ke daftar kartu grafis yang lebih murah dari AMD dan Nvidia, termasuk RX Vega 56, yang memiliki frame rate lebih tinggi daripada GTX 1070 Founders Edition di game DirectX 12-berat seperti Rise of the Tomb Raider dan Deus Ex: Mankind Divided (91 fps vs 89 fps dan 40 fps vs 31 fps), menurut PCGamesN.

Sedangkan untuk Grand Theft Auto V berjalan 64 fps pada RX Vega 56 vs 79 fps dari GTX 1070. 

Software, Driver, dan Fitur
Salah satu keunggulan utama menggunakan perangkat keras Nvidia daripada AMD adalah keunggulan software GeForce Experience.

Karena software ini memberikan pembaruan driver dan mengoptimalkan game selain memungkinkan kamu untuk menyiarkan gameplay dan merekam layar serta video langsung dari antarmuka yang mudah digunakan, Nvidia GeForce Experience bisa dikatakan sebagai aplikasi game PC satu-satunya yang bisa mengatur semuanya.

Sementara itu, AMD yang baru-baru ini mengumumkan Radeon Software Adrenalin Edition bertujuan untuk menyaingi Nvidia. Sebelumnya dikenal sebagai Crimson ReLive, pembaruan ulang terbaru dari aplikasi grafis AMD yang ditumpuk dengan semua fitur yang telah kamu kembangkan sejak UI secara besar-besaran dirombak kembali pada bulan Juli, tetapi dengan manfaat pembaruan driver pembaruan yang lebih konsisten untuk memperhitungkan setiap rilis game utama.

Mulai Desember 2016, kamu sudah dapat melakukan streaming langsung melalui Radeon Crimson ReLive, tetapi sekarang kamu dapat mengambil langkah-langkah keamanan untuk memastikan efisiensi daya maksimum saat bermain game. Itu termasuk kemampuan untuk underclock frekuensi memori, frame rate cap pada tingkat hardware dan mengaktifkan "Enhanced Sync" untuk mengurangi lag frame sementara itu secara bersamaan memerangi layar robek.

Namun, GeForce Experience memiliki fitur pengoptimalan game yang membuat kita semua tergila-gila. Jadi, ketika kamu tidak tahu setelan apa yang terbaik untuk komputer di The Witcher 3, Nvidia mampu mengatasi hal ini.

Pengguna AMD dapat mengunduh dan memasang Raptr’s Gaming Evolved untuk mengoptimalkan pengalaman bermain. Namun, add-on ini kurang ideal bila dibandingkan dengan pesaing terbesarnya yang dapat menyelesaikan hampir semuanya dari dalam melalui GeForce Experience. Fiturnya antara lain menggunakan Nvidia Ansel untuk mengambil foto dalam game yang keren dengan resolusi melebihi 63K (16 kali dari yang dapat ditampilkan oleh monitor 4K).

Nvidia juga memiliki kemampuan dalam hal streaming game, baik itu untuk PC game lainnya dengan setidaknya GPU berbasis Maxwell, serta tablet buatan sendiri dan set-top box perusahaan. Belum lagi, Nvidia juga memiliki panggilan layanan game berbasis cloud GeForce Now yang tersedia untuk pengguna Windows 10 dan MacOS.

Fitur Eksklusif
Dulu pernah dikabarkan bahwa AMD dan Nvidia memberlakukan taktik yang curang, "membayar" pengembang game untuk menunjukkan perlakuan istimewa terhadap suatu kartu grafis. Itulah mengapa permainan tertentu berjalan lebih baik menggunakan grafis GeForce daripada Radeon dan sebaliknya.

Untungnya, selain teknologi baru seperti pelacakan sinar dan super-sampling pembelajaran mendalam dalam kartu Turing Nvidia yang baru, kami tidak melihat kekhawatiran ini dari para gamer PC.

Dalam acara livestream Capsaicin & Cream di GDC 2017, kami berbicara dengan AMD untuk membahas strateginya dalam bersaing dengan Nvidia. Kabar bahwa perusahaan akan bermitra dengan Bethesda Softworks untuk mengoptimalkan game-nya untuk Radeon, Ryzen atau keduanya. 

Pada saat itu, potensi game yang beroperasi lebih lancar di sistem AMD berarti bahwa Nvidia dapat melawan balik dengan bermitra dengan penerbit yang sama besar. Meskipun manuver terakhir belum terjadi, perbandingan kinerja Wolfenstein II awal, seperti ini dari TechEpiphany di YouTube telah menunjukkan kinerja yang lebih baik dan suhu yang lebih rendah yang berasal dari AMD Radeon RX 64 ketika diadu dengan Nvidia's GeForce GTX 1080.

Bethesda bukanlah satu-satunya perusahaan yang menunjukkan favoritisme baik untuk tim merah atau hijau. Jika kamu pernah melihat layar splash AMD atau Nvidia di depan halaman judul saat memulai game, bisa dipastikan game tersebut akan berjalan lebih baik dengan hardware perusahaan itu.

Jadi, manakah VGA yang lebih baik, Nvidia atau AMD? 
Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan, dan dalam beberapa kasus "kebencian" tentang grafis Nvidia dan AMD. Pada akhirnya, kedua perusahaan ini bergantung pada persaingan satu sama lain untuk berkembang. Cukuplah untuk mengatakan, debat Nvidia vs AMD mengharuskan kamu memahami bahwa ada alasan mengapa Radeon dan GeForce GPU sangat mirip kinerjanya saat ini.

Setiap perusahaan melakukan yang terbaik untuk mengikuti mindshare dari yang lain, dan itu bagus untuk kami. Mereka pada dasarnya bersaing untuk mendapatkan uang kita, belajar dari kesalahan masing-masing dan melakukan peningkatan yang ditandai di sepanjang jalan.

Terserah kamu mana yang pantas memenangkan kontes berapi-api Nvidia vs AMD, meskipun kami akan mengatakan bahwa: Nvidia tak tertandingi di pasar 4K sekarang. 

Jika itu membantu, RTX 2080 Ti mungkin adalah pilihan terbaik jika kamu ingin PC mu mengikuti tampilan Ultra HD - selama kamu mampu membelinya. Namun, jika kamu berhemat, kartu grafis Nvidia dan AMD akan hampir sama, setidaknya hingga kartu Turing low-end muncul ke publik. 

Jenis-Jenis Produk Nvidia dan Teknologi Deep Learning

Konferensi Teknologi GPU
NVIDIA’s GPU Technology Conference (GTC) adalah serangkaian konferensi teknis yang diadakan di seluruh dunia. Konferensi ini diadakan di San Jose, California pada tahun 2009 dengan fokus awal pada potensi penyelesaian tantangan komputasi melalui GPU.

Dalam tahun ini, fokus konferensi telah berganti ke aplikasi yang beragam dari kecerdasan buatan dan pembelajaran mendalam, seperti mobil swa-kemudi, perawatan kesehatan, komputasi berperforma tinggi, dan pelatihan NVIDIA Deep Learning Institute (DLI). GTC 2018 menarik lebih dari 8400 peserta.

Jenis Produk
Produk Nvidia meliputi grafis utama, komunikasi nirkabel, prosesor PC dan hardware/software otomotif. Sebagian produknya antara lain:

  • GeForce, produk pemrosesan grafis yang brorientasi pada konsumen
  • Quadro, produk yang didesain untuk membantu dan menciptakan konten digital grafis
  • NVS, solusi bisnis grafis multi-display
  • Tegra, serangkaian sistem chip untuk smartphone
  • Tesla GPU yang dikhususukan untuk aplikasi gambar high end dan bidang penelitian.
  • nForce, chipset motherboard yang dibuat oleh Nviia untuk Intel ((Celeron, Pentium dan Core 2) dan mikroprosesor AMD (Athlon dan Duron). 
  • Nvidia Grid, satu set hardware dan layanan yang dibuat oleh Nvidia untuk visualisasi grafis.
  • Nvidia Drive automotive solutions, sejenis produk hardware dan software untuk membantu menyetir mobil. Drive PX-series adalh platform komputer tinggi yang ditujukan pada menyetir otomatis melalui pembelajaran mendalam. Sementara Driveworks merupakan sistem operasi untuk mobile tanpa sopir.


Dukungan Software Open Source
Sampai tanggal 23 Desember 2013, Nvidia tidak mempublikasikan dokumen apapun untuk hardwarenya, yang artinya bahwa programer tidak membuat driver gratis dan terbuka untuk produknya tanpa beralih ke rekayasa balik.

Meskipun Nvidia menyediakan driver grafis binernya sendiri untuk X.rg dan open source yang berinteraksi dengan Linux, FreeBSD atau kernel Solaris dan paten software. Nvidia juga menyediakan tapi berhenti mendukung driver open source yang yang hanya mendukung akselerasi hardware dua dimensi dan mengirimnya dengan distribusi X.Org.

Hak paten alami dari driver Nvidia telah menghasilkan kekecewaan dalam komunitas software gratis. Sebagian pengguna Linux dan BSD dipaksa hanya menggunakan diver open source dan menganggap paksaan Nvidia tidak lebih dari driver biner yng tidak memadai.

Mengingat bahwa manufaktur komputasi seperti Intel menawarkan dukungan dan dokumentasi untuk pengembang opensource dan yang lain (seperti AMD) merilis sebagian dokumentasi dan menyediakan beberapa pengembangan aktif.

Karena tutupnya driver alami, karti video Nvidia tidak bisa mengirimkan fitur yang memadai untuk beberapa platform dan arsitektur, karena perusahaan hanya menyediakan build driver  x86/x64 and ARMv7-A. Akibatnya, dukungan grafis 3D dalam Linux pada PowerPC tidak ada, selai itu juga tidak mendukung Linux pada konsol PlayStation 3 hypervisor-restricted.

Sebagian pengguna mengklaim bahwa driver Nvidia Linux memberlakukan pembatasan artifisial, seperti membatasi jumlah monitor yang bisa digunakan bersamaan, namun perusahaan tidak memberikan komentar atas tuduhan tersebut. 

Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)
GPU Nvidia menggunakan pembelajaran mendalam, kecerdasan buatan dan analitis terakselerasi. Perusahaan mengembangkan pembelajaran mendalam berbasis GPU untuk tujuan penggunakan kecerdasan buatan untuk pendekatan masalah seperti deteksi kanker, prdiksi cuaca, dan kendaraan swa-kemudi. Teknologi tersebut mencakup kendaraan Tesla.

Tujuannya dalah untuk membantu jaringan untuk “berpikir”. Menurut informasi dari TechRepublic, “GPU Nvidia bekerja dengan baik untuk tugas pembelajaran mendalam karena mereka didesain untuk komputasi paralel dan melakukan dengan baik untuk mengatasi operasi vektor dan matrik yang umum pada pembelajaran mendalam”.GPU tersebut digunakan oleh peneliti, ilmuwan, perusahaan teknologi dan perusahaan komersial.

Pada tahun 2009, Nvidia terlibat dalam seuatu hal yang dinamakan “big bang” dari pembelajaran mendalam. “karena saraf pembelajaran mendalam dikombinasikan dengan GPU Nvidia”. Pada tahun tersebut, Google Brain menggunakan GPU Nvidia untuk membuat jaringan saraf mendalam yang cocok digunakan untuk pembelajaran mesin, dimana Andrew Ng bertekad bahwa GPU bisa meningkatkan sistem pembelajaran mendalam sebesar 100 kali.

Pada April 2016, Nvidia memproduksi superkomputer DGX-1 berbasis kelompuk GPU, untuk meningkatkan kemampuan untuk menggunakan pembelajrana mendalam dengan mengkombinasikan GPU dengan software pemebelajaran mendalam terintegrasi.

Nvidia juga mengembangkan GPU Nvidia Tesla K80 dan P100 berbasis mesin virtual, yang tersedia melalui Google Cloud, yang diinstal Google pada November 2016.

Microsoft menambahkan server GPU dalam peawaran preview seri N nyayang berbasis pada Nvidia's Tesla K80, masing-masing berisi 4992 inti pemrosesan. Kdi akhir tahun tersebut, AWS p2 diproduksi menggunakann sampai dengan 16 GPU Nvidia Tesla K80.

Bulan tersebut Nvidia juga bekerjasama dengan IBM untuk membuat software kit yang memperkuat kemampuan AI Watson, yang dinamakan IBM PowerAI. Nvidia juga menawarkan development kit software pembelajaran mendalamnya sendiri.

Pada tahun 2017, GPU juga dibawa online ke pusan Riken untuk proyek intelijen lanjutan untuk Fujitsu. Teknologi pembelajaran mendalam perusahaan menuntun pada peningkatan tertinggi pada pendapatan tahun 2017.

Pada Mei 2018, peneliti dari departemen kecerdasan Nvidia menyadari kemungkinan bahwa robot bisa belajar untuk melakukan pekerjaan dengan mudah dengan mengamati orang yang melakukan pekerjaan yang sama. mereka telah menciptakan sistem tersebut, setelah revisi pendek dan pengujian, akhirnya bisa digunakan untuk megontrol robot universal untuk generasi berikutnya.

Program Insepsi
Program Insepsi Nvidia diciptakan untuk mendukung startup dalam membuat kemajuan yang luar biasa dalam bidang AI dan ilmu data. Pemenang penghargaan diumumkan pada Nvidia's GTC Conference. Saat ini ada 2800 startup dalam progrm insepsi.
Pemenang tahun 2018

  • Subtle Medical (kesehatan)
  • AiFi (perusahaan)
  • Kinema Systems (kendaraan otomatis)

Pemenang tahun 2017

  • Genetesis (inovasi sosial)
  • Athelas (terhebat)
  • Deep Instinct (paling mengganggu)


Sejarah Perusahaan Nvidia dan Penemunya

Sejarah Perusahaan Nvidia
Di awal tahun 1990-an, tiga pendiri perusahaan menduga bahwa arah yang tepat untuk gelombang komputasi selanjutnya adalah berbasis grafis. Mereka percaya bahwa model komputasi ini bisa menyelasikan masalah yang tidak bisa diselesaikan komputasi umum. 

Mereka juga mengamati bahwa video game adalah masalh komputasi yang paling menantang, tapi akan memiliki volume penjualan yang luar biasa. Dengan model $40.000, perusahaan berhasil didirikan. Perusahaan pada awalnya tidak memiliki nama dan pendiri memberikan nama untuk semua file dengan sebutan NV, yang merupakan kepanjangan dari “next version”. 

Kebutuhan untuk bekerjasama dalam perusahaan mendorong pendiri untuk meninjau semua kata dengan dua kata tersebut, menuntunnya pada kata “nvidia”, yang mana dalam bahasa latin berarti “iri”.

Penemuan dan Investasi Awal Nvidia
Tiga orang penemu dan pendiri Nvidia pada April 1993 antara lain:
  1. Jensen Huang (CEO pada tahun 2018), keturunan Taiwan Amerika, sebelumnya menjadi direktur CoreWare di LSI Logic dan desainer mikroprosesor di  Advanced Micro Devices (AMD)
  2. Chris Malachowsky, Insinyur listrik yang bekerja di Sun Microsystems
  3. Curtis Priem, sebelumnya menjadi staff insinyur senior dan desain chip grafis di Sun Microsystems
Perusahaan ini menerima $20 juta modal bersama dari Sequoia Capital dan lainnya.

Perilisan Besar dan Akuisisi Nvidia
Perilisan RIVA TNT pada tahun 1998 memperkuat reputasi Nvidia untuk mengembangkan adaptor grafis. Pada akhir tahun 1999, Nvidia merilis GeForce 25 (NV10), terutama untuk versi transformation and lighting (T&L) on-board untuk konsumen pemakai hardware 3D. 

Alat ini berjalan pada kecepatan 120 MHz dan memiliki empat jalur pipa pixel, alat ini diterapkan pada akselerasi video canggih, kompensasi gerakan dan hardware alpha. GeForce mengungguli produk sebelumnya yang memiliki batasan luas.

Karena kesuksesan produknya, Nvidia memenngkan kontrak untuk mengembangkan hardware grafis untuk konsol game Microsoft Xbox, yang memberikan penghasilan pada Nvidia sebesar $200 juta. Namun proyek ini mempekerjakan banyak sekali insinyur terbaiknya dari proyek lain. 

Dalam jangka pendek ini tidak masalah, dan GeForce2 GTS dikirim pada musim panas di tahun 2000. Pada bulan Desember tahun 2000, Nvidia mencapai persetujuan untuk mengakuisisi aset intelektual dari satu-satunya sangan 3dfx nya, yang merupakan perintis teknologi grafis 3D yang memimpin pasar di tahun 1990 sampai 2000-an. Proses akuisisi diakhiri pada April 2002.

Pada Juli 2002, Nvidia mengakuisisi Exluna dalam jumlah yang dirahasiakan. Exluna membuat alat software rendering dan para personil dimerger ke dalam proyek Cg. Pada Agustus 2003, Nvidia mengakuisisi MediaQ dalam jumlah sekitar US$70 juta. 

Pada 22 April 2004, Nvidia mengakuisisi iReady, yang juga merupakan provider TCP/IP berperforma tinggi dan solusi offload iSCSI. Pad Desember 2004, telah diumumkan bahwa Nvidia akan membantu Sony dengan desain proseseor grafis (RSX) dalam konsol Play Station 3. 

Pada Mei 2005, Microsoft memilih untuk melisensikan desain ATI dan membuat perubahan manufakturnya sendiri untuk hardware grafis Xbox 360, seperti halnya Nintendo untuk konsol Wii (yang menggantikan Nintendo Gamecube yang berbasis ATI).

Pada Juli 2002, Nvidia mengakuisisi Exluna dalam jumlah yang dirahasiakan. Exluna membuat alat software rendering dan para personil dimerger ke dalam proyek Cg. Pada Agustus 2003, Nvidia mengakuisisi MediaQ dalam jumlah sekitar US$70 juta. Pada 22 April 2004, Nvidia mengakuisisi iReady, yang juga merupakan provider TCP/IP berperforma tinggi dan solusi offload iSCSI.

Pad Desember 2004, telah diumumkan bahwa Nvidia akan membantu Sony dengan desain proseseor grafis (RSX) dalam konsol Play Station 3. Pada Mei 2005, Microsoft memilih untuk melisensikan desain ATI dan membuat perubahan manufakturnya sendiri untuk hardware grafis Xbox 360, seperti halnya Nintendo untuk konsol Wii (yang menggantikan Nintendi Gamecube yang berbasis ATI).

Pada 14 Desember 2005, Nvidia mengakuisisi ULI Electronic, yang saat itu memasok bagian southbridge chipset pihak ketiga untuk ATI, pesaing Nvidia. Pada Maret 2006, Nvidia mengakuisisi Hybrid Grphics. Pada tahun Desember 2006, Nvidia bersama dengan saingan utamanya dalam industri grafis yaitu AMD, menerima panggilan dari pengadilan karena pelanggaran antimonopoli dalam industri grafis.

Forbes memasukkan Nvidia dalam daftar perusahaan terbaik di tahun 2007, melihat pencapaian yang dilakukan selama periode tersebut serta selama lima tahun sebelumnya. pada 5 Januari, 2007, Nvidia mengumumkan bahwa telah menyelesaikan akuisisi dari perusahaan PortalPlayer.

Pada Februari 2008, Nvidia mengakuisisi Agela, pengembang engine Physics engine dan unit pemrosesan fisik. Nvidia mengumumkan bahwa mereka berencana untuk menintegrasikan teknologi Physx ke dalam produk GPU masa depannya.

Pada Juli 2008, Nvidia mencatat kerugian sekitar $200 juta pada pendapatan pendapatan kuartal, setelah melaporkan bahwa chipset tertentu dan GPU diproduksi oleh perusahaan yang memiliki ‘tingkat kegagalan abnormal” dikarenakan kerusakan manufaktur. Namun, perusahaan tidak mengungkapkan produk tak terkena dampaknya.

Pada September 2008, Nviva menjadi subjek gugatan atas kerusakan, mengkalim bahwa keselahan GPU telah dimasukkan dalam model laptop tertentu yang diproduksioleh Apple, Dell dan HP. Pada September 2010, Nvidia melakukan penyelesaian, yang akan memperbaiki laptop yang terkena efeknya untuk diperbaiki, atau dalam beberapa kasus menggantinya.

Pada 10 Januari 2011, Nvidia menandatangani perjanjian 6 tahun dengan intel senilai $1,5 miliar, yang mengakhiri semua proses pengadilan antar dua perusahaan.

Pada 11 November 2011, setelah awalnya meluncurkannya di Mobile World Congress, Nvidia merilis chip sistem Tegra 3 ARM untuk perangkat smartphone. Nvidia mengklaim bahwa chip tersebut menghadirkan CPU smartphone quad core pertama.

Pada Mei 2011, diumumkan bahwa Nvidia telah menyetujui untuk mengajuisisi Icera, perusahaan pembuat chip baseband yang bertempat di UK, sebesar $367 juta. Pada Januari 2013, Nvidia meluncurkan Tegra 4, bersamaan dengan Nvidia Shield, dan konsol game android berbasis tangan yang dilengkapi dengan sistem chip baru. pada 29 Juli 2013, Nvidia mengumumkan bahwa mereka mengakuisisi PGI dari STMicroelectronics.

Pada 6 Mei, 2016, Nvidia meluncurkan GPU GeForce 10 pertama, yaitu GTX 1080 dan 1070, berbasis makroarsitektur pascal baru perusahaan. Nvidia mengklaim bahwa kedua model mengungguli model Titan X berbasis Maxwell, model yang yang terhubung dengan memori  GDDR5X and GDDR5, dan menggunakan proses manufaktur 16 nm.

Arsitektur ini juga mendukung fitur hardware terbaru yang diketahui bernama simultaneous multi-projection (SMP), yang didesain untuk meningkatkan rendering kualitas monitor dan virtual reality. Lptop yang termasuk dalam GPU tersebut dan memiliki bentuk yang cukup tipis, di akhir tahun 2017, ukurannya di bawah 0,8 inci (20 mm), dan telah didesain sebagai desain standar Nvidia's "Max-Q".

Pada tahun 2016, Nvidia memanfaatkan NVIDIA-Powered Infotainment di Luxgen. Pada Juli 2016, Nvidia menyetujui penyelesaian untuk gugatan iklan yang salah pada model GTX 970, dikarenakan model tersebut tidak bisa digunakan pada RAM 4 GB yang diiklankan karena keterbatasan yang dimiliki hardware. Pada Mei 2017, Nvidia mengumumkan kerjasama dengan Toyota Motor Corp.

Toyota akan menggunakan platform kecerdasan buatan Nvidia Drive PX-Series untuk kendaraan otomatis.

Pada Juli 2017, Nvidia dan perusahaan mesin pencari raksasa Cina yaitu Baidu, mengumumkan kerjasama AI yang terdiri dari komputasi, mengendarai otomatis, perangkat konsumen, dan karengka open source Baidu PaddlePaddle. Baidu mengungkapkan bahwa Nvidia 's Drive PX 2 AI akan menjadi dasar-dasar platform kendaraan otomatis.

Nvidia secara resmi merilis NVIDIA TITAN V pada 7 December, 2017. Nvidia juga secara resmi merilis Nvidia Quadro GV100 pada 27 Maret, 2018. Pada tahun 2018, Google mengumumkan bahwa kartu grafis Nvidia's Tesla P4 akan dihubungkan dengan layanan kecerdasan buatan Google Cloud.

Mengenal Nvidia, Salah Satu Perusahaan Pembuat Perangkat Grafis Terbaik

Nvidia
Perusahaan Nvidia atau sering disebut sebagai Nvidia adalah perusahaan teknologi Amerika yang bekerjasama dengan Delaware dan bertempat di Santa Clara California.

Perusahaan ini membuat Graphics Processing Unit (GPU) untuk game dan pasar khusus, Nvidia juga membuat unit sistem chip untuk alat pengukur data smartphone dan otomotif.

Produk utamanya diberi nama “GeForce”, yang bersaing dengan produk “Radeon” buatan Advanced Micro Device (AMD). Nvidia memperluas perusahaannya dengan membuat perangkat kontrol game Shield, Tablet dan TV Android Shield.

Sejak tahun 2014, Nvidia berubah menjadi perusahaan platform yang berfokus pada empat pasar, yaitu gaming, perangkat visual, pusat pengelola data dan otomotif. Nvidia sekarang juga berfokus pada teknologi kecerdasan buatan.

Selain memproduksi GPU, Nvidia menyediakan perangkat komputasi paralel yang digunakan untuk peneliti dan ilmuwan untuk menjalankan aplikasi performa tinggi dengan sangat efektif. Alat ini ditempatkan di sekitar area superkomputer di seluruh dunia.

Kabar terbarunya, Nvidia memindahkan alat tersebut ke pasar smartphone, yaitu dalam bentuk prosesor Tegra khusus untuk smartphone, tablet, navigasi kendaraan dan perangkat hiburan. Selain AMD, Nvidia juga memiliki saingan lain seperti Intel, Qualcomm dan Arm.

Notification
Ini adalah popup notifikasi.
Done