Biografi Singkat Jalaluddin Rumi ~ Biografi - Hallo sahabat Sijunjung Xcoder, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Biografi Singkat Jalaluddin Rumi ~ Biografi, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Keilmuan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Biografi Singkat Jalaluddin Rumi ~ Biografi
link : Biografi Singkat Jalaluddin Rumi ~ Biografi
Tarekat yang diajarkan oleh beliau adalah tarekat Maulawiah, yakni sebuah tarekat yang berpusat di Turki sehingga pada waktu itu menjadi pengaruh besar pada zaman turki Ustmani dan para kalangan seniman.
Maka dari itu admin, telah selesai menulis sebuah artikel biografi singkat jalaluddin rumi, semoga dapat bermanfaat, dan dapat meneladani kegigihan beliau dan dapat mengambil ilmu dari apa yang sahabat baca ini.
Ayah beliau adalah seorang ulama besar, yang mendapat gelar julukan Sulthanul Ulama' bermadzah Hanafi yakni Bahauddin Walad Muhammad bin Husein, Namun rupanya gelar itu menimbulkan rasa iri pada sebagian ulama lain.
Pada saat jalaluddin Rumi berusia 5 tahun, datanglah fitnah yang bertubi-tubi, dengan dilatarbelakangi akan gelar yang dimiliki sang ayah, akhirnya penguasa pada waktu itu terpengaruh dengan fitnah yang dibuat-buat itu, sehingga Jalaluddin rumi beserta keluarganya terpaksa meninggalkan balhk.
Sejak itu pula hidup Rumi berpindah- pindah dari suatu negara ke negara lain, mulai dari Sinabur (Iran timur laut) dilanjut ke Baghdad, Makkah, Malattya (Turki), Laranda (Iran tenggara) yang akhirnya rumi menetap di Konya, saat ini dikenal dengan Turki.
Pada masa kerajaan Alauddin Kaiqubad di Konya, akhir perjalanannya yang berpindah-pindah, ayah jalaluddin rumi, diangkat sebagai penasihat serta diangkat menjadi pimpinan sebuah perguruan agama yang didirikan di ibukota konya.
Dari situlah awal perjalanan rumi memulai menggali ilmu, pertama belajar kepda orang tuanya sendiri, lemduian berguru kepada Burhanuddin Muhaqqiq at-Turmudzi, kemudian Jalaluddin Rumi juga menimba ilmu di Syam, sampai pada 634 H Jalaluddin Rumi kembali ke konya dan ikut mengajar di perguruan tersebut.
Selang beberapa tahun setelah gurunya meninggal dunia, Rumi menggantikannya mengajar di konya, di samping sebagai guru, ia juga menjadi da'i dan ahli hukum Islam. Pada waktu itu konya menjadi pusat keilmuan yang didatangi oleh para ulama diseluruh penjuru dunia.
Rumi merupakan sosok ulama yang memiliki murid terhitung 4000 murid, beliau juga selalu siap menjadi tumpuan bagi masyarakat bahkan ummat dari seluruh penjuru dunia.
Memulai kesufian dan menggeluti dunia syair, kemudian berfatwa. Pada saat itu rumi berusia 48 tahun dimulai dari mengenal seorang pengelana yang bernama Syamsuddin alias Syamsi Tabriz.
Suatu hari saat Jalaluddin rumi berada dihadapan khalayak, rumi selalu memberi waktu untuk para murid mau masyarakat untuk bertanya. Tiba- tiba seorang lelaki asing mengutarakan pertanyaan kepadanya.
Apa yang dimaksud dengan riyadhah dan ilmu?
Akhirnya, mendengar pertanyaan itu rumi merasa tergubah, dan tidak bisa menjawab pertanyaan laki-laki asing itu, dengan tergubahnya jalaluddin Rumi, ingin berkenalan dengan laki-laki asing itu.
Pada saat memulai mengenalnya jalaluddin Rumi Mulai kagum akan Tabriz yang beliau merupakan seorang sufi. Dari keduanya seringkali ber asyik-asyikkan berbagi mengenai keilmuan.
Melihat perubahan sang ayah berubah secara drastis puteranya akhirnya memberi komentar atas perubahan itu "Sesungguhnya, seorang guru besar tiba-tiba menjadi seorang murid kecil.
Setiap hari sang guru besar harus menimba ilmu darinya, meski sebenarnya beliau cukup alim dan zuhud. Tetapi itulah kenyataannya. Dalam diri Tabriz, guru besar itu melihat kandungan ilmu yang tiada taranya pada diri Jalaluddin Rumi.
Celakanya, jalaluddin rumi mulai berkurang meluangkan waktunya untuk mengajar. Sehingga banyak murid yang protes, dengan menuduh orang asing itulah biang keladinya. Karena takut terjadi fitnah dan takut atas keselamatan dirinya, Tabriz lantas secara diam-diam meninggalkan Konya.
Sebagai tokoh sufi, Rumi sangat menentang mendahulukan akal dan indera dalam menentukan kebenaran. Pendapat itu ditujukan kepada para kelompok yang mengagungkan akal, yang menganggap kebenaran baru dianggap benar bila mampu digapai oleh indera dan akal. Segala sesuatu yang tidak dapat diraba oleh indera dan akal, yang oleh mereka di justifikasi keliru dan tidak benar.
Menurutnya , Pemikiran semacam itu yang merupakan sumber melemahnya iman kepada sesuatu yang ghaib dan karena pengaruh pemikiran seperti itu pula, kepercayaan kepada segala hakekat yang tidak kasat mata, yang diajarkan berbagai syariat dan beragam agama samawi, bisa tergoyah.
Jalaluddin Rumi menjadi sufi, berkat pergaulannya dengan Tabriz, yang merupakan guru paling ia takdzimi, dan dianut. Dengan kedatangan Tabriz yang kedua ke konyah dengan cobaan yang sama seperti pertama kali kekonya, akhirnya tabriz tidak kembali lagi kekonyah karena takut akan keselamatan dirinya.
Rindu akan gurunya itu, menggiring emosi Rumi menjadi penyair yang sulit ditandingi, begitupula untuk mengenang dan menyanjung gurunya Rumi menuliskan Syair-syair tersebut sampai menjadi himpunan Syair
Yang kemudian Kitab tersebut dikenal dengan nama Divan-i Syams-i Tabriz. Ia bukukan pula wejangan-wejangan gurunya, dan buku itu dikenal dengan nama Maqalat-i Syams Tabriz.
Kemudian Jalaluddin Rumi mengenal dan akrab sekali dengan Syekh Hisamuddin Hasan bin Muhammad. Berkat dorongan sahabatnya itu, selama 15 tahun lamanya menghasilkan himpunan syair yang besar dan mengagumkan yang diberi nama Masnavi-i.
Berkat dekat dengan Syekh Hisamuddin pula, Rumi mengembangkan tarekat Maulawiyah atau Jalaliyah. Nama itu muncul karena para penganut tarekat ini, dilakukan dengan cara berputar-putar, dengan diiringi oleh gendang dan suling, dalam dzikir mereka untuk mencapai ekstase.
Disuatu hari saat menjelang rumi wafat, sahabatnya menjenguk dan mendo'akannya, "Semoga Allah berkenan memberi ketenangan kepadamu dengan kesembuhan."
Rumi menjawab do'a tersebut dengan perkataan yang menggubah dan penuh makna, "Jika engkau beriman dan bersikap manis, kematian itu akan bermakna baik. Tapi kematian ada juga kafir dan pahit."
Pada usi 68 tahun, akhirnya dipanggilalah Jalaluddin Rumi oleh sang penciptanya 5 Jumadil Akhir 672 H, dengan kewibawaan dan berkah dari keilmuan beliau masyarakat sekitarnya saling berdesak-desakan untuk mengantarkan Jalaluddin rumi.
Itulah Biografi singkat Seorang tokoh sufi terkemuka, Jalaluddin Rumi, semoga bermanfaat dan barokah, apabila ada keselahan mohon kritik dan sarannya. Terimakasih.
Cuplikan Syair Jalaluddin Rumi
Anda sekarang membaca artikel Biografi Singkat Jalaluddin Rumi ~ Biografi dengan alamat link https://sijunjung-xcoder.blogspot.com/2018/02/biografi-singkat-jalaluddin-rumi.html
Judul : Biografi Singkat Jalaluddin Rumi ~ Biografi
link : Biografi Singkat Jalaluddin Rumi ~ Biografi
Biografi Singkat Jalaluddin Rumi ~ Biografi
Cakwafaae| Siapa yang tidak mengenal tokoh ilmuan ini, seorang tokoh yang tidak hanya ahli dalam bidang penyair, tetapi juga terkenal dengan tokoh sufi sekaligus Jalaluddin Rumi merupakan Guru Tarekat di Turki dan sekitarnya.
Biografi Singkat Jalaluddin Rumi |
Tarekat yang diajarkan oleh beliau adalah tarekat Maulawiah, yakni sebuah tarekat yang berpusat di Turki sehingga pada waktu itu menjadi pengaruh besar pada zaman turki Ustmani dan para kalangan seniman.
Maka dari itu admin, telah selesai menulis sebuah artikel biografi singkat jalaluddin rumi, semoga dapat bermanfaat, dan dapat meneladani kegigihan beliau dan dapat mengambil ilmu dari apa yang sahabat baca ini.
Biografi Singkat Jalaluddin Rumi
Nama lengkap Jalaluddin Rumi ialah Muhammad Bin Muhammad Al-Balkhi Al Qunuwi, Lahir pada tahun 604 H, di Balkh Afganistan. Julukan Rumi disandang karena sebagian besar dari hidupnya berada di konya, yang dulunya dikenal dengan Roma ( Rum ).Ayah beliau adalah seorang ulama besar, yang mendapat gelar julukan Sulthanul Ulama' bermadzah Hanafi yakni Bahauddin Walad Muhammad bin Husein, Namun rupanya gelar itu menimbulkan rasa iri pada sebagian ulama lain.
Pada saat jalaluddin Rumi berusia 5 tahun, datanglah fitnah yang bertubi-tubi, dengan dilatarbelakangi akan gelar yang dimiliki sang ayah, akhirnya penguasa pada waktu itu terpengaruh dengan fitnah yang dibuat-buat itu, sehingga Jalaluddin rumi beserta keluarganya terpaksa meninggalkan balhk.
Sejak itu pula hidup Rumi berpindah- pindah dari suatu negara ke negara lain, mulai dari Sinabur (Iran timur laut) dilanjut ke Baghdad, Makkah, Malattya (Turki), Laranda (Iran tenggara) yang akhirnya rumi menetap di Konya, saat ini dikenal dengan Turki.
Pada masa kerajaan Alauddin Kaiqubad di Konya, akhir perjalanannya yang berpindah-pindah, ayah jalaluddin rumi, diangkat sebagai penasihat serta diangkat menjadi pimpinan sebuah perguruan agama yang didirikan di ibukota konya.
Dari situlah awal perjalanan rumi memulai menggali ilmu, pertama belajar kepda orang tuanya sendiri, lemduian berguru kepada Burhanuddin Muhaqqiq at-Turmudzi, kemudian Jalaluddin Rumi juga menimba ilmu di Syam, sampai pada 634 H Jalaluddin Rumi kembali ke konya dan ikut mengajar di perguruan tersebut.
Selang beberapa tahun setelah gurunya meninggal dunia, Rumi menggantikannya mengajar di konya, di samping sebagai guru, ia juga menjadi da'i dan ahli hukum Islam. Pada waktu itu konya menjadi pusat keilmuan yang didatangi oleh para ulama diseluruh penjuru dunia.
Rumi merupakan sosok ulama yang memiliki murid terhitung 4000 murid, beliau juga selalu siap menjadi tumpuan bagi masyarakat bahkan ummat dari seluruh penjuru dunia.
Memulai kesufian dan menggeluti dunia syair, kemudian berfatwa. Pada saat itu rumi berusia 48 tahun dimulai dari mengenal seorang pengelana yang bernama Syamsuddin alias Syamsi Tabriz.
Suatu hari saat Jalaluddin rumi berada dihadapan khalayak, rumi selalu memberi waktu untuk para murid mau masyarakat untuk bertanya. Tiba- tiba seorang lelaki asing mengutarakan pertanyaan kepadanya.
Apa yang dimaksud dengan riyadhah dan ilmu?
Akhirnya, mendengar pertanyaan itu rumi merasa tergubah, dan tidak bisa menjawab pertanyaan laki-laki asing itu, dengan tergubahnya jalaluddin Rumi, ingin berkenalan dengan laki-laki asing itu.
Pada saat memulai mengenalnya jalaluddin Rumi Mulai kagum akan Tabriz yang beliau merupakan seorang sufi. Dari keduanya seringkali ber asyik-asyikkan berbagi mengenai keilmuan.
Melihat perubahan sang ayah berubah secara drastis puteranya akhirnya memberi komentar atas perubahan itu "Sesungguhnya, seorang guru besar tiba-tiba menjadi seorang murid kecil.
Setiap hari sang guru besar harus menimba ilmu darinya, meski sebenarnya beliau cukup alim dan zuhud. Tetapi itulah kenyataannya. Dalam diri Tabriz, guru besar itu melihat kandungan ilmu yang tiada taranya pada diri Jalaluddin Rumi.
Celakanya, jalaluddin rumi mulai berkurang meluangkan waktunya untuk mengajar. Sehingga banyak murid yang protes, dengan menuduh orang asing itulah biang keladinya. Karena takut terjadi fitnah dan takut atas keselamatan dirinya, Tabriz lantas secara diam-diam meninggalkan Konya.
Sebagai tokoh sufi, Rumi sangat menentang mendahulukan akal dan indera dalam menentukan kebenaran. Pendapat itu ditujukan kepada para kelompok yang mengagungkan akal, yang menganggap kebenaran baru dianggap benar bila mampu digapai oleh indera dan akal. Segala sesuatu yang tidak dapat diraba oleh indera dan akal, yang oleh mereka di justifikasi keliru dan tidak benar.
Menurutnya , Pemikiran semacam itu yang merupakan sumber melemahnya iman kepada sesuatu yang ghaib dan karena pengaruh pemikiran seperti itu pula, kepercayaan kepada segala hakekat yang tidak kasat mata, yang diajarkan berbagai syariat dan beragam agama samawi, bisa tergoyah.
"Orientasi kepada indera dalam menetapkan segala hakekat keagamaan adalah gagasan yang dipelopori kelompok Mu'tazilah. Mereka merupakan para budak yang tunduk patuh kepada panca indera. Mereka menyangka dirinya termasuk Ahlussunnah. Padahal, sesungguhnya Ahlussunnah sama sekali tidak terikat kepada indera-indera, dan tidak mau pula memanjakannya."Kesufian dan akan besarnya rumi kelak diramalkan oleh seorang sufi yang bernama Fariduddin Attar,saat berjumpa dengan Rumi pada saat berusia 5 tahun meramalkan bahwa rumi kelak akan menjadi seorang tokoh spiritual besar.
Jalaluddin Rumi menjadi sufi, berkat pergaulannya dengan Tabriz, yang merupakan guru paling ia takdzimi, dan dianut. Dengan kedatangan Tabriz yang kedua ke konyah dengan cobaan yang sama seperti pertama kali kekonya, akhirnya tabriz tidak kembali lagi kekonyah karena takut akan keselamatan dirinya.
Rindu akan gurunya itu, menggiring emosi Rumi menjadi penyair yang sulit ditandingi, begitupula untuk mengenang dan menyanjung gurunya Rumi menuliskan Syair-syair tersebut sampai menjadi himpunan Syair
Yang kemudian Kitab tersebut dikenal dengan nama Divan-i Syams-i Tabriz. Ia bukukan pula wejangan-wejangan gurunya, dan buku itu dikenal dengan nama Maqalat-i Syams Tabriz.
Kemudian Jalaluddin Rumi mengenal dan akrab sekali dengan Syekh Hisamuddin Hasan bin Muhammad. Berkat dorongan sahabatnya itu, selama 15 tahun lamanya menghasilkan himpunan syair yang besar dan mengagumkan yang diberi nama Masnavi-i.
Berkat dekat dengan Syekh Hisamuddin pula, Rumi mengembangkan tarekat Maulawiyah atau Jalaliyah. Nama itu muncul karena para penganut tarekat ini, dilakukan dengan cara berputar-putar, dengan diiringi oleh gendang dan suling, dalam dzikir mereka untuk mencapai ekstase.
Wafatnya Jalaluddin Rumi
Penduduk Konya mengalami kecemasan, saat mendengar kabar tokoh panutan mereka, Rumi, sakit keras, dengan kesabaran dan ketabahannya rumi tidak menampakkan akan sakitnya itu, wajah rumi tetap beseri dihadapan masyarakat.Disuatu hari saat menjelang rumi wafat, sahabatnya menjenguk dan mendo'akannya, "Semoga Allah berkenan memberi ketenangan kepadamu dengan kesembuhan."
Rumi menjawab do'a tersebut dengan perkataan yang menggubah dan penuh makna, "Jika engkau beriman dan bersikap manis, kematian itu akan bermakna baik. Tapi kematian ada juga kafir dan pahit."
Pada usi 68 tahun, akhirnya dipanggilalah Jalaluddin Rumi oleh sang penciptanya 5 Jumadil Akhir 672 H, dengan kewibawaan dan berkah dari keilmuan beliau masyarakat sekitarnya saling berdesak-desakan untuk mengantarkan Jalaluddin rumi.
Itulah Biografi singkat Seorang tokoh sufi terkemuka, Jalaluddin Rumi, semoga bermanfaat dan barokah, apabila ada keselahan mohon kritik dan sarannya. Terimakasih.
Cuplikan Syair Jalaluddin Rumi
Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata, Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Betapa bahagia saat kita duduk di istana, kau dan aku,Dua sosok dan dua tubuh namun hanya satu jiwa, kau dan aku.
Dia adalah Yang tidak mempunyai ketiadaan,Saya mencintainya dan Saya mengaguminya.
Demikianlah Artikel Biografi Singkat Jalaluddin Rumi ~ Biografi
Sekianlah artikel Biografi Singkat Jalaluddin Rumi ~ Biografi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Biografi Singkat Jalaluddin Rumi ~ Biografi dengan alamat link https://sijunjung-xcoder.blogspot.com/2018/02/biografi-singkat-jalaluddin-rumi.html